Mohon tunggu...
Aam Permana S
Aam Permana S Mohon Tunggu... Freelancer - ihtiar tetap eksis

Mengalir, semuanya mengalir saja; patanjala

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Agustusan Pilu Pedagang Bendera Merah Putih

17 Agustus 2018   16:09 Diperbarui: 17 Agustus 2018   16:27 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Solihati sedih tahun ini sepi/dokpri

Tahun lalu, momen Agustusan seperti sekarang membuat pedagang bendera merah putih dan umbul-umbul asal Garut, Jawa Barat,  tersenyum senang. Mereka senang, karena bisa menjual banyak bendera dan umbul-umbul hingga memperoleh pendapatan yang besar.

"Dulu pendapatan saya besar. Menjelang Agustusan dulu, pernah saya mendapat duit hingga sejuta rupiah sehari," demikian kata Solihati, seorang pedagang bendera merah putih dan umbul-umbul di Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung.

Namun tahun ini, ceritanya ternyata lain. Tahun ini, hasil dari dagangannya tidak seberapa, bahkan bertolak-belakang dengan tahu 2017 serta tahun-tahun sebelumnya.  "Sekarang, pendapatan sebelum Agustusan hingga hari ini, hanya seratus ribu rupiah per hari. Untuk hari ini saja, bendera yang terjual malah baru dua, dengan harga lima belas ribu satu biji," katanya.

Solihati yang berjualan di Bandung sambil membawa seorang cucunya mengatakan, beberapa temannya asal Garut yang juga berjualan bendera dan asesoris lainnya, sudah pada pulang ke Garut, setelah usaha tahunannya sepi. Mereka memilih diam di rumah dengan keluarganya, atau kembali menjalankan pekerjaan rutin di ladang atau sawah.

"Awalnya, saya juga mau pulang ke Garut seperti yang lain. Namun niat itu saya batalkan. Saya coba bertahan hingga besok. Soalnya, beberapa tempat di Kota Bandung, merayakan HUT Kemerdekaan baru besok. Mudah-mudahan saja, masih ada rejeki buat saya," ujarnya.

Solihati yang berjualan dengan niat mencari tambahan penghasilan suaminya yang bekerja sebagai penggali pasir di Sungai Cimanuk Garut,  mengaku tidak tahu penyebab jualan bendera merah putih tahun ini sepi.

Ia hanya menduga hal itu terjadi, karena warga Kota Bandung dan sekitarnya, lebih memilih menggunakan bendera lama untuk dipasang di jalan atau di depan rumahnya. "Atau mungkin, karena saya sedang nahas saja tahun ini," ujarnya.

Sepinya bisnis bendera merah putih yang dirasakan Solihati, tak pelak membuat dia sedih. Padahal, dia sudah berangan-angan membetulkan rumahnya di sekitar Leuwigoong, Garut.

"Kalau hasilnya seperti dulu, bisa meraup satu juta rupiah sehari selama lima hari berjualan, saya tadinya mau membetulkan rumah yang bocor-bocor. Tapi ternyata, sekarang nihil," ucapnya dengan mata berkaca-kaca.

Makin berkaca-kaca lagi, ketika penulis membeli sebuah bendera ukuran sedang, dari ratusan bendera yang ia pajang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun