Mohon tunggu...
Yudha Adi Putra
Yudha Adi Putra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Tidak Pernah Mati

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Percakapan Pisang dan Tempe

1 Juni 2023   08:14 Diperbarui: 1 Juni 2023   08:22 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Inilah kehidupan, tidak bisa ditebak dan terus saja berjalan. Kalau semua sesuai rencana, tak menarik tentunya. Kemudian, orang hanya akan bosan dan mengulangi hal yang sama," ujar Pisang pada Jarwo.

Tidak masalah, pengulangan membawa harapan. Pagi ini, Jarwo mengulangi langkah yang sunyi. Bersama dengan jalan menuju sawah. Ada sapaan yang diwajibkan. Menemani beberapa momen petani menanam pagi. Mereka menanam dengan penuh harapan. Memperjuangkan senyuman.

"Perlahan, bentuk saja perjuangan itu seperti menanam. Siangi rumput dan biarkan tanaman padi tumbuh dengan buah lebat. Ada pilihan lain ? Pertumbuhan itu menyenangkan, penuh misteri dan yang pasti membuat lelah. Tapi, jalanilah semua itu," ujar Tempe pada Jarwo.

Bentuk dari tempe semakin berubah. Waktu menunjukan kalau pembusukan terjadi, lelah dan letih. Tempe kian lama semakin busuk. Membentuk banyak tawa dan semua jadi semu. Tangisan mulai bermunculan.

"Ini bentuk kefrustrasian. Tidak semua orang menyapa dengan harapan. Aku memilih diam dari pada kesunyian datang. Diam dalam keramaian dalam pikiranku. Bergejolak, seolah aku menyalahkan apa yang aku lakukan. Inilah, bentuk nyata dari perlawanan. Ada kesenjangan, bukan harus sama. Paling tidak, tanpa penindasan. Pisang merasakan kelelahan, burung memakannya, tapi ikhlas dirasakannya," ujar Jarwo dalam kegamangan langkah.

Untuk setiap yang dirasakan, Jarwo menuliskannya. Bentuknya bermacam, mulai dari kesepian yang tak kunjung mendapatkan harapan. Kemudian, ada senyuman semu. Orang bisa menipu dengan penampilan. Tindakan diperhatikan.

"Rona wajah yang sayu belum tentu pembunuh. Enak dipandang belum tentu menawan. Penuh tipu-tipu. Kemudian, dalam beberapa hari muncul senyuman," ujar Jarwo.

Kalau saja, ada Handoko dan ketidakjelasannya. Pagi ini akan menjadi misteri. Bertambah pertanyaan, melatih ingatan akan perjuangan.

"Perjalanan harus terus dilanjutkan. Menikmati sarapan dan kemudian bercengkraman menopang harapan itu sendiri," ujar Jarwo.

Semua akan menjadi baik. Pasang surut itu pasti. Namun, perjuangan demi perjuangan harus mendapatkan pertolongan dan harapan. Tidak ada perjuangan yang sia-sia. Mereka berubah wujud menjadi cinta yang membebaskan.

Godean, 01 Juni 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun