Bismillahirrohmanirrohiim
Kutulis ini dengan tidak diliputi perasaan semacam apapun di dalamnya,terkecuali kedamaian yang telah tersemat sebagaimana engkaulah yang menyematkannya.
Masih aku  ingat dulu sebelum titik air yang kau bawa menempel di rerumputan pelataran rumahku
Bukan sebab hujan semalam
Aku tertatih menahan gejolak dalam dada tak ada juntrungnya
Darah nanar menggelegak hingga memuncak dan aku tersesat dalam kealpaan semesta
Aku kehilangan daya tak ada yang memapahnya
Lalu kau datang  ketika itu
Dengan sajak yang menceritakan tentang kepedihan-kepedihan
menggenapi dadaku yang angkuh padahal rapuh
Pada sentuhan sajakmu yang teduh, teretas batas kesunyianku
Betapa manis memancap dadaku merasakannya
hingga melaun memasungku membuahi rindu
seperti katamu
Kaulah memang perempuan itu yang datang
Merabuk kasih tiada repih mengemban cinta yang putih
Mengaliri dadaku begitu jernih
dan mengembalikan aku pada peradaban cinta yang purba
Bagiku, kaulah perempuan yang dikirim dari surga itu
pba.2015
***
Satu puisi indah yang pernah dituliskan untukku, cinta tak akan pernah berubah walau apapun yang telah terjadi. Walau ketiadaan merenggut segala waktu. Cinta tetaplah cinta dan akan selalu sebagai cinta.