Pikiranku kalut dalam ketakutan.
Takut akan perpisahan yang menjelma menjadi kenyataan.
Sakit ini terus mengoyak hati.
Tak ampun beri pedih yang tak terobati.
Takutku terus menggerayangi.
 Layaknya musnah ditelan bumi.
Takutku terus menggerogoti .
Ketenangan tampak lari dan terus bersembunyi.
Aku kembali sesak serupa tertusuk pasak.
Setelah tak sengaja mendengar lagu kasmaran yang sering kita putar dulu.
Terlebih ketika menutup netra.
Lagi lagi dirimu menjadi tokoh utama dalam bunga tidurku.
Bukan lagi keliru, terkadang rindu seperti itu.
Kau tau apa yang paling sulit?
Ketika harus menerima kenyataan bahwa aku masih mencintaimu,
Padahal takdir kita hanya sebatas saling mengenal.
Tanpa bisa memiliki.
 Depok, Mei 2019