Mohon tunggu...
Pena Sejati
Pena Sejati Mohon Tunggu... Penulis Lepas

Mengukir guratan pena fakta dan realita, menguak kebenaran yang terselubungkan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hikmah Ramadhan yang Terlupakan

13 April 2023   12:14 Diperbarui: 13 April 2023   12:19 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kita lupa memeluk anak dan istri, karena terlalu peduli dengan hidup untuk mencukupi dan membahagiakan diri sendiri.

Dan kita lupa merangkul yatim dan fakir miskin, karena terlalu sibuk mengejar para petinggi untuk mencapai hasrat jabatan dan derajat yang lebih tinggi.

Tapi lihat.

Sekarang terdiam dalam keheningan.

Di masjid yang penuh dengan ukiran indah, lantunan ayat-ayat suci yang dikumandangkan sedari pagi hingga petang.

Hanya mampu melihat orang-orang yang berlomba dalam kebaikan dengan mengabaikan dunia.

Membandingkan diri, seakan jauh sekali tertinggal dibelakang. Ibarat penumpang yang ketinggalan transportasi tujuan.

Separuh Ramadhan sudah berjalan pulang. Masihkah akan aku abaikan?

Kuberjalan ke arah sajadah panjang.

Lantunkan takbir dan mulai membuka gerbang.

Kembali dalam buaian doa, ibadah, dan kekhusyukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun