Kita lupa memeluk anak dan istri, karena terlalu peduli dengan hidup untuk mencukupi dan membahagiakan diri sendiri.
Dan kita lupa merangkul yatim dan fakir miskin, karena terlalu sibuk mengejar para petinggi untuk mencapai hasrat jabatan dan derajat yang lebih tinggi.
Tapi lihat.
Sekarang terdiam dalam keheningan.
Di masjid yang penuh dengan ukiran indah, lantunan ayat-ayat suci yang dikumandangkan sedari pagi hingga petang.
Hanya mampu melihat orang-orang yang berlomba dalam kebaikan dengan mengabaikan dunia.
Membandingkan diri, seakan jauh sekali tertinggal dibelakang. Ibarat penumpang yang ketinggalan transportasi tujuan.
Separuh Ramadhan sudah berjalan pulang. Masihkah akan aku abaikan?
Kuberjalan ke arah sajadah panjang.
Lantunkan takbir dan mulai membuka gerbang.
Kembali dalam buaian doa, ibadah, dan kekhusyukan.