BAGIAN 3
GELOMBANG NAILA
Naila, dengan wajahnya yang menawan dan kepribadiannya yang ramah, mulai menghadapi banyak tantangan setelah menjadi guru. Beberapa ibu-ibu yang lebih tua di lingkungannya mulai merasa terancam oleh kehadirannya. Namun, Naila dengan cepat menyesuaikan diri dengan dunia pendidikan yang baru dan menemukan kenyamanannya di sana.
Dia menemukan bahwa saling berbagi adalah kunci untuk mencapai kesuksesan di dunia pendidikan. Namun, tidak semua orang memiliki pendapat yang sama. Beberapa guru merasa tidak senang dengan keberadaan Naila di sekolah dan mulai membuat gosip dan fitnah tentang dirinya.
Suatu hari, ketika Naila sedang mengajar di kelasnya, ibu-ibu di ruang guru mulai membicarakan dirinya lagi.
Narsiah: "Aku dengar Naila tidak memiliki pengalaman mengajar sebelumnya, bagaimana mungkin dia bisa mengajar anak-anak kita dengan baik?"
Sriyanti: "Iya, benar. Aku juga pernah melihat dia hanya duduk-duduk di ruang guru dan bermain ponselnya. Aku tidak yakin dia sungguh-sungguh mengajar."
Sofia: "Selain itu, bagaimana mungkin dia bisa hidup dari gaji honor yang pas-pasan? Aku mendengar bahwa dia memiliki 'penopang' yang membantunya."
Narsiah: "Ya, benar. Aku juga pernah mendengar hal yang sama. Mungkin dia adalah istri simpanan?"
Naila, yang sedang melewati ruang guru saat itu, mendengar semua percakapan mereka dan merasa sangat terpukul. Ia merasa bahwa mereka tidak memahami betapa sulitnya menjadi seorang guru dan bekerja dengan gaji honor yang pas-pasan.
Naila sangat terpukul ketika ia dituduh sebagai istri simpanan yang mengandalkan gaji honor yang pas-pasan. Tetapi, ia tidak memilih untuk menyerah begitu saja. Alih-alih menanggapinya secara negatif, ia memilih untuk memasuki kelas dan melanjutkan pekerjaannya sebagai seorang guru.