Mohon tunggu...
peby yanti
peby yanti Mohon Tunggu... Auditor - Hmm

Hm

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Begin

4 Maret 2020   18:02 Diperbarui: 4 Maret 2020   18:09 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Begin

"Di hari itu Tuhan telah gariskan takdirku"

Suasana alam penuh ketenangan,matahari cerah bersinar - sinar menyapa di pagi yang indah nan damai. Suasana sekolah amat ramai,kala itu aku pulang sendirian setelah menghabiskan 2 jam kelas tambahanku di sekolah. Sebelumnya,perkenalkan namaku Rose aku adalah seorang siswa kelas XII F di Busan school. Sekolahku tak jauh dari rumahku hanya berjarak sekitar 2 km kurang lebih. Rumahku tepat berada di distrik kota Busan,tepat di tengah kota.

Kala itu aku berjalan sendiri,berjalan sambil melihat jalanan yang amat ramai. Namun ada seseorang yang melambai dari kejauhan dan seketika memberikan tatapan penuh kegirangan dan senyum yang amat lepas. Ku merasa heran,siapakah dia?. Karena penglihatan ku yang kurang jelas aku pun mendekatinya dan terkejutnya aku ketika kulihat itu adalah Ayahku yang tengah menyapaku dari kejauhan,tampak seragam yang rapi dengan dasi warna mencolok. Aku pun mendekatinya dan menyapa balik senyumannya itu. Ayahku pun mengajakku untuk pulang bersamaan "Rose,maaf ayah telah membuatmu terkejut tadi dan ayah tadi belum sempat mengabarkan bahwa ayah akan menjemputmu,maaf ini cukup mendadak" . Ayahku pun berbicara sambil mengambil lajur arah kemudinya. 

Seketika aku pun bertanya kepadanya "Yah,ada apa ini menjemputku tiba - tiba jadi ayah menunggu lama karena ku,lagian ayah pula tak memberi tahu ku soal ini,maaf telah membuat Ayah menunggu". Ayah membalas perkataan ku dengan sebuah senyuman " Tak apa,lagian ayah tak menunggumu terlalu lama kok,tenang saja". Dengan perasaan lega aku pun langsung mengambil ponselku dan memberi kabar teman - temanku bahwa aku telah pulang bersama Ayahku. "Ayo kita ke tempat makan dulu,Ayah lapar sekalian ada beberapa hal yang perlu Ayah bicarakan denganmu."

Seketika itu ayah langsung membelokkan mobil nya ke sebuah restoran yang sangat terkenal di Busan,ini adalah pertama kali Ayah mengajakku pergi ke restoran ini setelah kepergian ibu 3 bulan yang lalu. Sebelumnya,ayah dulu selalu pergi bersama ibu berdua untuk makan, mungkin ayah mengajakku kesini sambil bernostalgia mengenang kehadiran ibu yang sekian lama kami dan tentunya ayah rindukan.

Dengan rasa khawatir aku merasa gugup melihat ayah,sepertinya ayah akan menyampaikan sesuatu yang sangat penting. Ayah pun sibuk melihat - lihat menu makanan dan minuman yang telah disediakan. Ayah pun memanggil pelayan dan memesan beberapa makanan dan minuman untuk ku dan untuknya. Ayah pun tersenyum melihatku dengan wajah yang terlihat agak gugup. 

Aku pun bertanya " Tak apa - apa yah?". Ayah mengusapkan tangannya ke bahuku "tak apa,ayah hanya teringat saja dengan mendiang ibumu." Aku pun menjadi teringat dengan perkataannya,sosok ibu jadi perenungan di hari ini,ayah masih saja teringat pada ibu setelah kepergian nya 3 bulan yang lalu. 

Aku pun mengubah suasananya, "yah,apa yang akan kau bicarakan?tadi ayah bilang ada sesuatu yang penting yang harus dibicarakan?". Tanyaku dengan niat memecahkan suasananya. Ayah ku pun tertawa "haha,ayah lupa belum bicara kepadamu karena tadi." Aku pun tersenyum melihat respon ayah yang sontak tertawa karena melupakannya.

"Jadi gini Rose,ayah akan mengambil pekerjaan di Seoul." Sambil menghela napas panjang. Aku sontak kaget, "Mengapa yah?ayah bilang ayah akan mengambil pekerjaan itu setelah kelulusan ku di tahun depan?". "Maaf ayah mengambil pekerjaan ini dengan cepat karena ayah sudah ingin cepat pindah dari sini,otomatis bila ayah mengambil pekerjaan disana mau pun harus ikut bersama Ayah." Ungkap Ayah tersenyum lebar. "Aku tak mau yah,aku belum siap kalo ikut dengan Ayah,aku sudah nyaman disini dengan lingkungan teman - teman yang baik padaku,apalagi kalo teman - temanku tahu aku kan pindah pasti mereka akan kecewa kepadaku." 

Kemudian Ayah menyodorkan sebuah dokumen kepadaku. "Maaf,tapi tadi ayah telah bersikeras dan membulatkan tekad,ini dokumen pengurusan surat pindah sekolahmu telah ayah buat dan telah ayah berikan kepada pihak sekolah tadi." Aku tak bisa menolak semua keinginan ayahku,aku sadar mungkin ayah berbuat itu padaku karena kepeduliannya untuk tidak jauh darinya,bahkan karena aku adalah anak satu-satunya. Aku pun langsung membaca dokumen-dokumen tersebut. Terlihat terdapat tanda tangan ayahku dan wali kelas. Aku pun langsung menatap ayah dengan perasaan campur aduk. "Ayah minta maaf" ucap ayah keluar dari mulutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun