Mohon tunggu...
peby yanti
peby yanti Mohon Tunggu... Auditor - Hmm

Hm

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Begin

4 Maret 2020   18:02 Diperbarui: 4 Maret 2020   18:09 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Aku pun berlari menghampiri kamar tempat dimana ibu di rawat. Kami pun melihat jasad ibu telah ditutupi kain putih dengan wajah yang bersinar,tersenyum. Mungkin keberadaan ibu masih terlihat dalam raut wajahnya. Ayah coba menegarkanku dan memelukku dengan erat sambil berkata "Nak sabarlah,Tuhan lebih sayang kepada ibu hari ini." Ayah menyambung ucapnya. Nenek hanya bisa terdiam melihat jasad menantunya yang kini tinggal badan tak bernyawa. Tak akan pernah aku lupa raut wajah ibu untuk terakhir kalinya.

Dokter pun menyuruh kami untuk mencium jasad ibu,dan itulah kenangan terakhir kita bersama ibu.

Semenjak kepergian ibu,Ayah menjadi orang yang selalu memberi ku nasihat,dulu.. ibu adalah orang pertama yang selalu menyadarkanku atas segala kejadian yang aku alami,tempat bercanda gurau dan tempat pengaduan. Tapi kini,ibu telah tiada,rasanya ada yang hilang dalam kenangan. Aku ingat terakhir sebelum ibu koma,ibu pernah mengatakan "Jaga Ayah,jangan sampai kau membuat Ayah kesepian". Dari ungkapannya,aku selalu ingat bahwa mungkin itu tanda sekaligus wasiat terakhir untuk ku dari ibu. Setelah kepergiannya 1 Minggu Ayah pernah mengajakku untuk pindah rumah ke Seoul,namun aku menolaknya karena alasan sekolah ku belum selesai.

Setelah kepergiannya 3 bulan,Ayah selalu menyibukkan dirinya dengan berbagai macam pekerjaan dan aku pula selalu mengikuti jejak ayah yang semakin aktif dalam kelas tambahan,ekstrakulikuler dan bahkan les di luar jam sekolah.Kegiatan tersebut memang sengaja kami lakukan untuk tidak terlalu larut dalam kesedihan.

Dan tepat hari ini Ayah mengajakku pindah ke Seoul untuk terakhir kalinya. Ayah telah memutuskan untuk benar - benar akan pindah,aku pun tahu alasannya mungkin Ayah ingin melupakan semua kenangan bersama ibu disini,sehingga ia memutuskan untuk pindah ke Seoul terutama juga untuk pergantian tempat kerjanya. Dari situ aku tak ingin lagi menolak untuk ke 4 kalinya. Pulang sampai rumah kami pun langsung membereskan rumah untuk persiapan kami pindah,kami akan pindah sekitar hari Minggu pagi. Rasanya aku belum berpamitan dengan teman - teman dikelas ku. 

Bingung,handphone pun terus berdering bersuara,semua itu adalah pesan dari teman - teman ku,mereka sangat sibuk menanyakan kepergianku dengan sangat tiba - tiba.

5 menit ketika aku sedang beres - beres kamar telpon berdering menandakan ada telepon yang sangat penting. Ternyata Kim,teman dekatku di kelas. Ia adalah teman sekelas sekaligus teman dekatku menanyakan keadaan ku yang sangat tiba - tiba pergi dan pindah tanpa sepengetahuan sebelumnya. "Rose,kau mengapa tak memberiku kabar soal kepindahan sekolahmu?"

Aku pun terkejut sepertinya dia nampak marah karena semua ini sungguh tiba-tiba,dengan perasaan canggung aku berkata "Maa.. Maafff aku telah membuat keputusan ini dengan mendadak,aku tak bermaksud untuk membuat mu terkejut atau apa,tapi ini adalah keputusan ayah yang sangat mendadak jadi maaf kan aku". Dengan rasa bersalah aku bercerita tentang cerita asli kepadanya.

Temanku hanya bisa terdiam dan terpaku. Setelah perbincangan itu aku pergi bermain bersama mereka untuk terakhir kalinya. Kita semua gembira dan bergurau bersama menikmati waktu sebelum kepindahanku ke seoul hari Minggu besok.

Pagi hari, Ayah membangunkanku Ayah telah mempersiapkan segala hal untuk kepindahan kami. Dan Ayah segera menyuruhku untuk bersiap - siap. Aku pun mandi dan berkemas. Di Minggu Pagi kami sudah siap dengan berdandan rapi. Ayah pun telah menyiapkan mobil di depan, kami pun memasukan semua barang kami di bagasi mobil. Tepat jam 8.43 kami berangkat ke Seoul menggunakan mobil, sambil berjalan kami menikmati indahnya jalan perkotaan. Suasana perjalanan yang hangat mengingatkan kami akan sosok ibu yang senang dengan suasana perkotaan seperti ini.

Jam 10.33 kami sampai di Seoul memang tak terlalu lama karena perjalanannya cukup lancar. Rumah kami berada di pinggir jalan agak dekat dengan pusat kota. Cukup nyaman dan orang - orang di sekitar cukup ramah. Aku penasaran ketika aku besok mulai masuk sekolah bagaimana ya teman - teman barukku nanti. Apakah akan lebih baik dari pada teman - temanku di Busan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun