Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Kompasiana Berikan Sangsi pada Prof. Felix Tani

26 Desember 2021   09:45 Diperbarui: 26 Desember 2021   10:35 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para pemain Indonesia (putih-hijau) dan Singapura (merah-merah) saat bermain dalam semifinal leg 1 Piala AFF 2020. Sumber gambar ; jpnn.com 

Pembaca bisa melihatnya, ketika Shin Tae-yong tersenyum geli di tepi lapangan. Itu merupakan momen usai kami berktatapan dan berkomunikasi.

sumber gambar akun twitter faktabola
sumber gambar akun twitter faktabola

 

Coach shin Tae-yong tersenyum kegelian setelah mengetahui taktik pelatih Timnas Singapura berdasarkan tulisan Prof. Felix Tani. Lalu, dengan cepat Shin Tae-yong bikin penangkalnya dari resep yang saya berikan ketika kami bertatapan penuh arti, dan berkomunikasi dari hati ke hati di layar televisi.

Akhirnya timnas Indonesia bisa mengalahkan Singapura dengan skor 4 : 2, yang meloloskan Timnas Indonesia ke Final. Semua pecinta timnas berhimpun dalam bersukacita. 

Kembali ke laptop. Walau akhirnya Timnas Indonesia bisa mengalahkan Singapura, namun itu tidak berarti meniadakan pelanggaran yang dilakukan Felix Tani.

Membocorkan rahasia negara merupakan pelanggaran berat. Hal ini tidak bisa dibiarkan begitu saja karena Timnas Indonesia beserta pendukungnya dirugikan secara materiil maupun non-materiil selama 2x90 menit (dua leg). 

Kompasiana telah kecolongan sehingga bisa dianggap ikut andil pada pelanggaran-- pembocoran rahasia negara--oleh Prof Felix Tani. Kompasiana harus memberikan sangsi tegas dan berat!

Salah satu sangsinya adalah  pembekuan K.Rewards milik Prof Felix Tani selama setahun dipotong masa penahanan postingan artikelnya yang kerapkali melakukan kritik pedas terhadap Kompasiana.

Sebenarnya saya sebagai bakal calon admin bisa memberikan sangsi tersebut. Namun saat ini saya sedang cuti manyun untuk fokus menatap kaledeiskop Kompasiana 2021 yang menempatkan saya di urutan >100. 

Hal itu merupaka perestasi hebat karena tidak banyak Kompasianer yang bisa mendekati angka penilaian 100. S e m p u r n a ! Bandingkan dengan Prof. Felix Tani di 69---yang bila dalam hal hasil ujian kuliah hanya mendapatkan nila C.

Saya harap admin Kompasiana segera memberikan sangsi. "Ikan sepat ikan gabus, makin cepat makin bagus". Aku sih rapopo.

__

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun