Sikap Pembaca
Sejatinya, membaca Fiksi tetaplah di ruang Fiksi. Bukan di ruang Non-Fiks karena akan membuat pusing kepala di ruang nyata.
Namun sungguh tak bijaksana melarang orang membaca apapun di Kompasiana, seperti halnya tidak bisa melarang orang menulis Fiksi di Kompasiana ini.
Semua pemaknaan dikembalikan pada diri setiap pembaca. Mereka memiliki otoritas penuh atas pemaknaan, sesuai kapasitas diri dan setting diri. Kalaupun akibat dari semua itu harus marah secara nyata, Penulis Fiksi tak bisa membalas balik dengan kemarahan.
Penutup
Seorang penulis Fiksi adalah sosok penakut dan pemberani yang ekstrim. Dia berani diam lama dalam sepi, jauh dari keramaian.
Di sana dia bisa masuk penjara, Â terluka dan mati tanpa ada yang tahu. Ditantangnya kematian itu untuk segera menghampiri, walau seperkian detik saat penjemput kematian itu menyelesasikan tugasnya, si Penulis mengalami ketakukan yang maha dahsyat. Ketakutan itu hanya miliknya.
Penulis Fiksi tak menolak dipuja namun sedetik kemudian dicaci-maki lebih dari puja-puji yang pernah dia terima.
Karena penulis puisi bukan manusia biasa.
***Â
Semoga Fiksiana di Kompasiana semakin hidup dan berjaya.
Salam Fiksi
--------
Bandung, 14/9/2015