Mohon tunggu...
Purba Sari
Purba Sari Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

penimat cerpen dan novel www.shespebe.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerita Pendaki Senja

10 Oktober 2018   11:34 Diperbarui: 10 Oktober 2018   11:37 1555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto dok.pribadi (sebagai ilustrasi)

Akar tidak habis pikir mengapa ada orang yang senang berjalan jauh menghabiskan tenaga untuk mendaki ribuan meter di atas permukaan laut hanya untuk melihat matahari terbit. Menurut Akar itu tidak hanya akan menghabiskan tenaga tapi juga waktu, apalagi harus tidur di dalam tenda dengan cuaca yang dingin, ah.. itu semua tidak ada dalam daftar keinginan Akar sejak dulu. Sebodoh amat dengan pendapat teman-temannya bahwa dia tidak mencintai alam. Akar tetap mencintai alam dengan caranya sendiri.

***

Akar memiliki istri yang sangat cantik. Lentera namanya. Rambutnya hitam, hidungnya mancung, pipinya yang berlesung semakin menambah ayu di wajah itu. Mereka berdua menggilai senja. Sejak menikah tidak pernah sekalipun mereka melewatkan senja. Hamparan oranye di langit barat selalu mejadi pertanda dimulainya hari-hari mereka. Bukan pagi. Ya, hari-hari Akar dan Lentera dimulai sejak sore datang, ketika keduanya telah selesai menyelesaikan pekerjaan masing-masing mereka akan pulang dengan bergandengan tangan, menyusuri jembatan dengan latar langit jingga. Memulai cerita tentang apa saja, tentang yang terjadi pada mereka di pekerjaan, tentang masa depan. Bercerita sambil menatap senja, bercengkrama hingga petang menyapa.


Bagi keduanya, hari-hari tidak dimulai di saat pagi, karena pagi mereka tidak seperti pagi bagi orang-orang pada umumnya. Mereka jarang bertemu di pagi hari, sibuk dengan persiapan ini-itu, tuntutan pekerjaan di pagi hari membuat mereka jarang menikmati obrolan hangat yang disajikan bersama sepiring nasi goreng untuk dinikmati bersama. Akar harus berangkat sebelum matahari terbit, sementara Lentera baru berangkat ketika jam menunjukkan pukul delapan pagi. Untungnya jam pulang mereka bersamaan.

***

Mendaki gunung tidak pernah ada dalam wishlist Akar seumur hidup. Akar yakin itu. Jangankan menulisnya dalam wishlist, terbersit dalam pikiranpun tidak.

***

Hari Minggu ini Akar sengaja meluangkan waktunya untuk berlibur, bukan apa-apa hari ini adalah hari ulang tahun Lentera.

"Hiking tipis-tipis yuk! Sesekali lihat matahari terbit gitu lah.." ajak istrinya.

Raut wajah Akar mendadak berubah.

"Kamu kan tahu aku tidak pernah suka naik gunung, ke pantai sajalah seperti biasa."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun