Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi Langgar Prokes dan Novel Dolane Kurang Jauh

7 Februari 2022   12:36 Diperbarui: 7 Februari 2022   12:47 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jokowi itu pimpinan pilihan rakyat, bukan hanya pemimpin sekelompok orang, itu juga masih banyak yang tidak merasa setuju.  Pemimpin yang secara luas sudah diakui dan disetujui, keberadaan Rizieq juga pemimpin dalam konteks terbatas.

Kerumunan yang tercipta juga menggangu ketertiban umum. Juga kerusakan dan itu negara yang menanggungnya. Novel keknya masih perlu belajar dan membaca lagi, bagaimana bandara, taman, dan jalanan keadaannya kacau. Membuat kacau dan rusaknya kepentingan dan fasilitas umum saja sudah kena pidana.

Pemimpin yang dikangenin rakyatnya itu berbeda dengan pemimpin yang mengumpulkan massa untuk unjuk kebesaran seolah-olah pemimpin besar. Bisa dicek dengan yang hadir pada masing-masing keadaan tersebut.

Berbeda jika Jokowi itu bukan kunjungan kerja. Sedang dolan, main, atau momong, kemudian banyak terkumpul massa, bukan spontan, saya setuju dengan keinginan Novel Bakumin agarJokowi ditangkap karena melanggar prokes.

Untung bahwa ini adalah Jokowi pejabatnya, entah kalau yang lain. Lihat saja kapan ada orang biasa, bukan siapa-siapa namun berani berteriak melalui media untuk menangkap presiden, dengan alasan yang masih terlalu prematur. Bisa dibayangkan jika dia berteriak masa Orde Baru, tinggal nama saja yang ada.

Demokrasi yang diisi oleh orang-orang tidak punya rasa tanggung jawab. Salah satu esensi demokrasi adalah kebebasan tetapi juga sikap tanggung jawab. Bagaimana Novel jika dilaporkan balik akan teriak bahwa itu kriminalisasi  ulama, padahal keulamaannya pun masih meragukan. Hanya seorang pion yang dimanfaatkan bohir, namun merasa diri sangat besar. Katak hendak jadi lembu.

Media. Salah satu masalah saat ini adalah media. Mereka tidak peduli mengenai literasi massa, yang penting menghasilkan klik yang berarti uang. Nilai beritanya tidak ada kog yang sering dinyatakan Novel Bakumin, namun karena satu visi, sama dalam perjuangan, atau karena demi klik mengizinkan apapun ditayangkan dan bahkan menjadi nara sumber.

Barisan sakit hati dan ideolog yang berkolaborasi  karena kepentingan yang sama. Membuat negara gaduh dan tidak tenteram untuk kepentingan mereka. Musuh mereka adalah negara aman dan masyarakat sejahtera. Jika rakyat sudah sejahtera, susah untuk dikibulin dengan aneka macam propaganda.

Menarik adalah Jokowi sabar menghadapi kelompok yang berangasan, sehingga mereka malah terjebak dengan perilakunya sendiri. Lihat saja bagaimana Rizieq masuk bui dengan mudah, atau Munarman yang sampai kehilangan sandal demi menghindari polisi. Novel itu bukan siapa-siapa, hanya pion pengganti yang sok jagoan.

Gaungnya hanya sebentar dan tidak berdampak gede. Namun brisiknya luar biasa. Tanpa media dan tim media sosial dari sealiran, tidak akan ada dampak berarti.

Terima kasih dan salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun