Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pergantian Mendikbud, Pilihan Tepat bagi Sosok Ini

28 April 2021   18:34 Diperbarui: 28 April 2021   18:39 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pergantian Mendikbud, Pilihan Tepat bagi Sosok Ini

Selamat kepada para pejabat baru, kementrian baru yang usai resmi diisi dengan pejabat yang layak. Tanpa ribut-ribut, memang parpol dan elit mereka tetap saja dengan berbagai manufer, toh yang jadi juga relatif jauh dari partai politik.

Salah satu yang baru adalah Mendikbud dan Ristek yang dijabat Mendikbud Nadiem Makarim. Hal yang memang sudah seharusnya. Riset dan teknologi itu bagian utuh dari pendidikan dan kebudayaan.

Lepas dari orang parpol, bahkan berlatar belakang pengusaha, namun jangan lupa Nadiem adalah seorang pelopor dalam bidang teknologi informatika. Keberadaan Gojek dengan segala varian usahnya itu aplikasi atas teknologi. Visioner.

Masalah klasik pendidikan itu adalah budaya baca. Lemahnya kegemaran membaca susah karena memang tidak ada sebuah aksi, gebrakan, dan upaya yang masif.  Bagaimana bisa bersaing, ketika enggan membaca.

Berkali ulang, diskusi dengan rekan yang biasa bekerja dan kalah dengan tenaga kerja asing. Ingat ini bukan bicara China semata, namun India, Pakista, Taiwan, atau Korea. Sebenarnya kemampuan tidak kalah. Hanya kalah ulet dan daya juang. Mental cukup dan mudah puas. Tidak mengembagkan diri lebih lanjut.

Cenderung menjadi konsumen atas ciptaan luar. Malah meremehkan dan nyinyir jika ada karya anak bangsa. Ini tabiat, yang juga menjadi penyakit dan budaya yang harus disadari untuk disembuhkan.

Budaya juga mendapatkan pekerjaan rumah yang sangat besar. Persoalan importir budaya, yang memilukannya dikemas dengan agama. Jadinya orang takut untuk bersikap sebagai budaya nenek moyang karena sudah terdoktrin sesat, kafir, dan labeling khas agama lainnya.

Mudahnya pembakaran, kekerasan, pembubaran, dan intimidasi jika ada aksi budaya setempat, atas nama agama. Ini selama ini dianggap sebagai angin lalu. Tidak pernah ada pernyataan prihatin dari pejabat terkait, pun kementrian.

Riset dan teknologi. Borobudur itu hingga kini masih berdiri sangat kokoh sudah berabad-abad, bukan hanya satu candi. Ratusan bangunan usai ratusan tahun. Artinya, era itu teknologi sudah demikian maju. Mampu menjelajah hingga jauh dari tanah leluhur, era Majapahit, pinisi, Sriwijaya, artinya kemampuannya unggul.

Lha mengapa kini negara-negara lain melaju kencang dan kita hanya menjadi konsumen?  Sikap mental.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun