Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Novel] Putih Cintamu Seputih Jubahku

25 Juli 2020   11:41 Diperbarui: 25 Juli 2020   11:46 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semester tiga, kami mengajar di sekolah-sekolah. Ada yang mendapat jatah mengajar sekolah dasar, SMP, SMK-A, dan beberapa mengajar di universitas. Tentu pengalaman yang mendebarkan, antara ilmu yang kami dapat dan perlu kami bagikan. Menghadapi kelas yang tentu berbeda di mana biasanya kami diajar kali ini mengajar.

Setiap hari Sabtu kami bersepeda ke sekolah di mana kami bertugas. Mengajarkan pelajaran agama di depan murid, asli ini murid. Mereka yang sudah hafal dengan guru praktek mereka bersikap berbeda dengan guru asli mereka. Padahal kami ini juga dinilai, eh mereka malah merasa bebas pada diri kami. Manja, minta perhatian, jangan kaget kalau pas istirahat mereka mengejar kami ke kantor dan minta dipangku. Bayangkan anak SMP minta pangku.

Pas rama pembimbing mengunjungi kami yang praktek, jelas ini penilaian, tanyalah rama ke salah satu siswa,

"Halo, siapa namanya?" tanyanya ramah sambil menyalaminya.

"Kezia Rama?" jawabnya centil, aroma merah putih masih kuat, wajar saja kelas tujuh.

"Kezia ke kantor mencari siapa? " lanjutnya...

"Mau ketemu Frater Ganteng?" jawabnya sangat polos... 

Rama yang memang kocak itu langsung terbahak, kemudian bertanya, " Lho yang mana Frater Gantengmu itu? "

"Itu, yang cakep, kulitnya putih,"  sambil menunjuk aku.

Sampai ke rumah, aku langsung makan siang. Habis aku jadi bahan ledekan di meja makan. Dipanggil dengan nama Frater Ganteng. Rama hanya tahu satu anak yang datang, ada lain yang sama manja dan selalu berebut aku kalau di kantor.

Tidak habis pikir dalam praktek mengajar ini ada anak siswi yang bukan bagian kelasnya aku ajar. Ia sering telpon ke wisma. Kami di dalam menerima telpon melalui operator. Nah ini menjadi lucu, anak ini selalu mencari Frater Gabi, tapi begitu telpon aku terima pasti dia hanya diam saja. Tidak mengatakan apapun, jika aku tutup, dapat dipastikan akan mengulangi dan Pak Toni sebagai operator akan jengkel dan marah. Selalu saja terulang, hanya sekali dia mengatakan kalau masuk koran menjadi cover majalah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun