Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Zulhas dan Tanda Upaya Percepatan Rekonsiliasi

25 April 2019   09:38 Diperbarui: 25 April 2019   10:07 579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Ketiga, posisi di koalisi bersama Prabowo juga sama dengan kebersamaan pada Jokowi, bukan siapa-siapa. Angin lebih jelas ke arah mana kemenangan, dan sangat wajar jika gerakan langkahnya juga mulai ancang-ancang  ikut yang menjanjikan.

Keempat, kondisi ini sebenarnya jauh-jauh hari sudah jelas kog. Bagaimana mereka tidak mengharuskan kadernya mendukung penuh Prabowo-Sandi. Cenderung memilih pemilu legeslatif sebagai tujuan utama. Cenderung anteng saja dalam masa pemilihan umum.

Kelima, pembiaran Bima Arya makin memperjelas kondisi dan pilihan PAN itu ke mana. Sama sekali tidak ada reaksi yang berarti dengan pilihan walikota yang satu ini. Padahal jelas berdampak besar bagi keberadaan koalisi.

Keenam, posisi Amien Rais yang membuat PAN dan Zulhas galau. Dan itu tidak mudah memang, dan ketika usai pemilu, mau apa lagi.

Melihat sikap Prabowo di 2014 mau datang pelantikan presiden, kondisi negara krusial mau menerima Jokowi sebagai tamu dan berkuda bersama, dan juga sikap-sikap ksatrianya, kini dengan Zulhas yang sudah demikian terbuka, sangat mungkin jembatan persatuan elit itu terjadi.

Memang masih ada beberapa pihak yang masih mengupayakan cara berbeda, bahkan tidak akan ada rekonsiliasi, pertemuan Prabowo dan Jokowi, toh itu kata orang, bukan Prabowo sendiri. Apa yang dikatakan Luhut dan juga Andi Arief jauh lebih memberikan arti positif. Di mana SBY dan Luhut jauh lebih mengenal karakter dasar Prabowo yang bisa disentuh dan menjadi titik masuk untuk mengembalikan keadaan menjadi kondusif.

SBY dan LBP sebagai teman masa pendidikan dan teman kerja, pasti  lebih mengenal karakter, kedalaman, dan mana-mana yang bisa dijadikan bahan dan dibangun  komunikasi. Berbeda dengan beberapa orang yang selama ini memprotek agar tidak ada pertemuan, mereka kenal karena kesamaan dalam pilpres kali ini saja.  Apakah mereka kenal pribadi secara mendalam, belum tentu.

Rekan koalisi dan diri Zulhas, senior seperti LBP, dan juga rekan sebagaimana SBY tentu bisa menemukan cara membuka komunikasi. Dan itu tidak akan lama. Lihat di 2014 kondisi yang sama terjadi.

Pesta sudah usai, saatnya kembali bekerja, bebersih beberapa yang kotor itu pasti, dan jelas kembali membangun negeri. Salah satu ciri demokrasi adalah adanya periodisasi, dan  itu hanya lima tahun, sebagai bangsa adalah kalau bisa abadi sampai akhri zaman. Jangan dirusak hanya karena  kursi dan kehendak segelintir obsesif oknum  semata.

Terima kasih dan salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun