Mohon tunggu...
Paulina Aliandu
Paulina Aliandu Mohon Tunggu... sebuah jiwa, seorang peziarah

Sebagai pencinta spiritualitas, saya juga tertarik pada sejarah, filsafat dan politik. Berkecimpung dalam bit-bit digital untuk pembelajaran mesin dalam perjalanan panjang mencapai kebijaksanaan digital.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Meditasi Teresiana sebagai Doa Batin: Percakapan Jiwa dan Sang Kasih

1 Mei 2025   14:39 Diperbarui: 12 Mei 2025   07:27 735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi lilin penerang dalam doa (credit: Pezibear free from pixabay)

Hari-hari belakangan ini cukup membuat saya sibuk dan teralihkan oleh banyak hal dari apa yang biasanya rutin dilakukan. Tetapi selalu ada yang kedamaian dan keindahan ketika saya memasuki keheningan bahkan di tengah keramaian. Setelah lama tidak berbagi, tengah hari ini saya ingin menulis tentang Meditasi Teresiana dan bagaimana panduan sederhana melakukannya dalam pencarian menemukan nafas dan dialog spiritual kasih. 


Meditasi Teresiana sebagai Meditasi/ Doa Kontemplatif


Meditasi bukanlah diksi yang asing bagi kita, namun dengan embel Teresiana tentu banyak yang segera bergumam, "Apa lagi itu?". Seperti namanya, Meditasi Teresiana maka meditasi ini diperkenalkan oleh Teresa Sanchez de Cepeda Ahumada atau yang lebih dikenal sebagai Santa Theresia Avila (Theresia dari Yesus) sebagai meditasi kontemplatif. Santa Theresia Avila mengatakan bahwa cara ini sangat efektif membawa jiwa berkomunikasi dengan penciptanya sebagai sebuah proses bertahap menuju persatuan dengan Allah. Terdapat kemiripan dalam latihan meditasi modern dengan meditasi yang diajarkan Santa Theresia Avila. Latihan meditasi umum dimulai dari kesadaran raga diikuti dengan rileksasi, refleksi dan ditutup dengan afeksi. Dengan mencoba  menyejajarkan tahapan meditasi modern dengan tahapan Meditasi Teresiana maka hal tersebut dapat disimak dengan melihat seperti apa meditasi yang diajarkan Santa Theresia Avila dalam Interior Castle atau Buku Puri Batin yang ditulisnya.

  • Tahap kesadaran akan raga dan keberadaan diri

Santa Theresia Avila mengajarkan bahwa meditasi sebagai olah batin dan olah rohani ini perlu dimulai dengan pentingnya menyadari bahwa Allah hadir di dalam jiwa kita. Kita diajak untuk memasuki kastil atau puri batin kita dengan menyadari keberadaan spiritual kita termasuk menyadari tubuh kita, fisik kita dan keheningan sekitar. Ini adalah pintu masuk awal sebelum kontemplatif. Menyadari lengan kita, kepala kita, bagaimana posisi duduk kita, dan setelah menyadari raga serta keberadaan kita barulah mulai memasuki keheningan itu sendiri.

  • Tahap rileksasi

Rileksasi dalam Meditasi Teresiana tidak sekedar rileks secara fisik meski memang setelah mendapatkan kesadaran raga dan kesadaran akan keberadaan diri, perlu dilakukan relaksasi fisik dan membiarkan keheningan mengambil alih semuanya. Momen memasuki keheningan inilah yang disebut Santa Theresia Avila ketika berbicara tentang "doa keheningan"  yaitu ketika jiwa mulai beristirahat dalam kehadiran Allah. Saat dalam keheningan inilah kita membiarkan ketenangan akal budi, ingatan dan kehendak, membuka ruang bagi Roh Kudus untuk bekerja dalam batin kita. Melepaskan semua beban, masalah, pertanyaan akan banyak hal, ketidakpuasan, dan hal lainnya. Kemudian kita merelakan saja keheningan mengambil semuanya, tenang dan hening. Biarkan keheningan itu bersama hadirat Allah yang mengambil alih, tak perlu dianalisa, dipikirkan, namun biarlah jiwa menyatu tanpa selubung dengan keheningan dan Allah yang berada dalam jiwa dan diri kita. Bisa dikatakan bahwa Santa Theresia menginginkan kita mengheningkan jiwa bersama Allah, dalam ketenangan. 

  • Tahap refleksi dan afeksi

Meditasi dan kontemplasi Teresiana juga memiliki tahap afeksi atau penuh kasih. Dalam beberapa implementasi tahap afeksi didahului oleh refleksi dari ayat yang didengar tadi diproyeksikan dengan keadaan diri. Reflesi menjadi cermin bagi jiwa melihat bagaimana posisi batinnya terkait topik/ ayat tadi. Kemudian pada tahapan afeksi jiwa tidak lagi banyak berbicara atau memikirkan tetapi mencintai dan dicintai dalam keheningan. Fase ini ditandai dengan kerinduan yang mendalam pada Allah, ada air mata sukacita dan kasih, rasa syukur dan juga bahkan penderitaan batin yang manis (ekstase) karena cinta ilahi. Inilah tahapan afeksi dalam bentuk dialog kasih yang membedakannya dengan refleksi rasional. 


Para karmelit, menjadikan meditasi ini sebagai kewajiban harian mereka. Umumnya dilakukan setengah jam doa hening bahkan bisa lebih jika diatur secara pribadi. Ada yang membutuhkan 10 menit untuk kesadaran raga dan 10 menit untuk rileksasi dan 20 menit untuk afeksi, namun tidak ada yang baku. Santa Teresia Avila sendiri mengajarkan latihan rohani untuk membimbing para karmelit dalam doa batin  agar setiap jiwa dapat mencapai persatuan mistis dengan Allah dimana kehendak manusia dan kehendak Allah menyatu. Suatu keadaan spiritual dimana terjadi unifikasi jiwa manusia dengan kehendak ilahi dimana jiwa begitu terpesona dengan cinta Allah hingga mencapai ekstasi rohani yang disebut sebagai pernikahan rohani.


Nafas Cinta adalah Hidup yang Sangat Berharga


Kedengarannya begitu sederhana, namun untuk mendapatkan hidup doa yang baik, latihan rohani ini perlu dilakukan terus menerus. Biasanya untuk melakukan meditasi harian ini, diambilah perikop bacaan sesuai kalender liturgis dan dibaca sebelum memulai meditasi dan fokuslah pada ayat tertentu dari perikop itu untuk dijadikan panduan dalam meditasi. Ini sebenarnya praktek yang banyak dilakukan dalam berbagai komunitas religius katolik melalui lectio divina. Namun lectio divina lebih terstruktur dan terikat pada Kitab Suci, sedangkan Meditasi Teresiana lebih intuitif dan mistik.  Lebih lanjut lagi, Meditasi Teresiana adalah jalan cinta dan persatuan batin, sedangkan lectio divina adalah jalan pewahyuan Sabda yang diserap dan dihidupi. Banyak karmelit lebih senang menyebut praktek Meditasi Theresiana ini sebagai doa batin. Selain Kitab Suci, ada juga yang melatih fokus dengan gambar kudus atau gambar refleksi momen kudus. Namun dalam uraian singkat ini saya mencoba menggunakan suatu ayat, yang menjadi bahan refleksi saya baru-baru ini, Matius 1:20. Ayat ini berbunyi : Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus."

Dengan memulai semua tahapan kesadaran diri dan rileksasi dan ketika kita sudah mulai memasuki keheningan, ingatlah kembali ayat tadi. Kita mencoba membayangkan kuasa Allah yang besar yang bersedia hadir dalam rahim Maria. Allah yang merendahkan diri, itulah kenapa dalam syahadat para rasul dalam liturgi Katolik, kita menundukkan kepala sebagai penghormatan akan kerendahan hati ilahi, Allah yang menjelma dalam raga manusia. Kemudian jika kita seorang ibu, kita membayangkan bagaimana sebuah kehidupan diijinkan hadir dalam rahim kita. Bagaimana Allah meniupkan nafas kehidupan-Nya sendiri dalam rahim kita. Nafas ilahi Allah yang menjelma menjadi manusia dan hidup dalam rahim kita.  Menolak nafas itu berarti juga menolak Allah. Bayangkan bahwa kita juga mewarisi semua yang baik dari Allah karena kita hadir dari nafas yang dihembuskan-Nya. Oh Tuhan-ku !!!


Belum selesai, kemudian bayangkan kita sebagai janin itu sendiri ! Allah sendiri yang membentuk kita dengan kuasa-Nya. Menenunnya dalam rahim ibunda dengan nafas kasih-Nya. Sekali lagi bayangkan bahwa Allah sendiri mau hadir dalam rahim kita sebagai ibu, menjaga nafas kasih-Nya yang akan menjelma menjadi anak-anak yang dititipkan-Nya bagi kita dan dalam diri kita sendiri, nafas kasih-Nya telah ada sejak kita berada dalam kandungan ibu. Allah mengijinkan kehidupan hadir dalam diri kita. Nafas kasih-Nya. Nafas Tuhan-ku !


Sekarang jika kita sudah memahami ini, bayangkanlah di depan kita Sang Bapa, Sang Kasih itu sendiri. Pijaran nafas kasih-Nya bernyala terang di hadapan kita dan ia tersenyum lembut, penuh kebapaan. Kita memandang Bapa Sang Kasih itu, yang sangat merindukan kita mengenal-Nya, dan dengan semua kelelahan, beban dan harapan dunia, kita hanya ingin meletakkan kepala di pangkuannya dan mengatakan : "Bapa surgawi, aku mengasihi-Mu"  dan kemudian kita menikmati kasih yang dipancarkan-Nya. Rasanya semua terhenti dan semua hal lain tak lagi jadi penting, dan berharap sukacita dan momen ini berlangsung selamanya. Inilah komunikasi kasih, penuh cinta, afeksi dan ruang meditasi serta pemurnian jiwa. Ruang yang secara perlahan menguliti semua musuh jiwa agar dapat selaras dengan kehendak Sang Kasih.


Menuju Unifikasi Rohani dengan Sang Kasih


Meditasi adalah salah satu jalan kontemplasi menuju perjumpaan spiritual dengan Sang Kasih. Bagi beberapa ordo katolik, meditasi harian adalah kewajiban seperti yang dilakukan para karmelit. Namun dengan pendekatan yang sama, hal ini dapat dilakukan oleh setiap orang dalam keimanan apapun. Olah batin ini, secara perlahan akan melembutkan hati karena tujuan akhirnya adalah penyelarasan dengan Sang Kasih. Seiring waktu dengan doa dan latihan rohani meditasi akan membantu menghasilkan buah-buah kebajikan yang menunjukkan penyelerasan jiwa dengan Sang Kasih sendiri. Apakah anda tertarik mencoba latihan rohani ini? Mungkin kita akan berjumpa dalam ruang cinta dan berbicara dengan Sang Kasih, karena selalu ada tempat untuk semuanya di ruang kasih, karena Ia memiliki kasih dan ruang yang tak terbatas.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun