Sejarah Kampung/Desa Malaumkarta.
Kampung/Desa Malaumkarta, Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat mempunyai suatu asal usul nama yang dimana berasal dar tiga suku kata yaitu: Mala yang artinya gunung yang luas, Um adalah nama sebuah pulau yang ada di desa Malaumkarta 0,16 mil dari pantai desa Malaumkarta dan Karta yaitu nama ibukota Negara Jakarta. Desa ini sudah ada berabad-abad lama dengan penduduknya seperti yang tercatat dalam legenda peradaban suku Moi di wilayah kepala burung Papua (Malamoi). Secara definitive desa Malaumkarta di SK kan sebagai pemerintah kampung yang otonom (mandiri) pada tanggal, 20 Desember 1991 oleh Gubernur Papua BARNABAS SUEBU, SH (Irian Jaya pada waktu itu) Sebelum kampung Malaumkarta dimekarkan menjadi kampung yang definitif, kampung Malaumkarta merupakan bagian dari kampung Makbon atau disebut dengan istilah dusun saat itu.
Kampung/Desa Malaumkarta terdapat 14 marga asli suku Moi Kelim yaitu: Mubaleng, Magabio, Do, Sapisa Salamah, Do, Malasumuk, Kelami Haginse, Kelami Masili, Kelami Tiloke, Kelami Kalagalas, Kelami Kininpilih, Ulimpa, Â dan Kelami. Setiap warga memiliki wilayahnya tersendiri, dan dari 14 marga tersebut tidak semuanya memiliki wilayah pantai. Beberapa marga yang secara khusus memiliki wilayah pantai yaitu Mubaleng, Magablo, Sapisa, Malasemuk, dan Kelami Haginse. Kepemilikan wilayah pantai berarti kepemilikan terhadap wilayah laut yang terhubung dengan pantai tersebut (Syarifudin, 2016). Sebagian besar masyarakat kampung memiliki mata pencaharian sebagai petani dan nelayan. Berdasarkan data hasil kajian Syarifudin tahun 2016, komoditas yang ditangkap dan dikonsumsi oleh masyarakat adalah ikan, lobster, lola, penyu dan dugong. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang status perlindungan penyu dan dugong, menyebabkan masyarakat tetap mengkonsumsi daging dan telur penyu dalam upacara adat yang sakral, dan terkadang telur penyu yang diambil tersebut diperdagangkan di kota Sorong. Desa ini mempunyai suatu objek wisata bahari yang sangat ini dan masih terjaga sampai hari ini yaitu pulau Um.Â
Sumber yang diambil yaitu:(https://kkp.go.id/djprl/lpsplsorong/artikel/10391-kisah-suku-moi-kelim)
Kedudukan Kampung/Desa Malaumkarta.
Seperti Desa lainnya yang berada di Kabupaten Sorong, desa Malaumkarta mempunyai kedudukan sebagai penyelenggara urusan yang dilakukan untuk melayani rakyat. aparatur desa yang bergerak mendukung masyarakat bukan saja soal pembagian dana desa tetapi juga untuk menciptakan pemberdayaan masyarakat.
Dalam UU Nomor 32 Tahun 2004, kedudukan desa adalah sebagai kesatuan masyarakat hukum adat, hal tersebut sesuai dengan Pasal 18B ayat 2 UUD 1945. Akan tetapi, UU Nomor 32 Tahun 2004 menempatkan pemerintahan desa di bawah kabupaten/kota. Penempatan pemerintahan desa di bawah kabupaten/kota berarti desa menjadi subordinat kabupaten/kota dalam hubungan pemerintahan. Dengan demikian, desa tidak memiliki perbedaan dengan kelurahan, yang sama-sama di bawah kabupaten/kota.Â
Referensi:(https://fh.unpatti.ac.id)
Desa berhak untuk mengatur dirinya sendiri dalam semua kebijakan, tak terlepas dari pemerintah daerah halnya sebagai pengontrol jalannya kebijakan yang telah dilakukan, sebab yang mengetahui tentang desa adalah pemerintahan desa dan juga masyarakat, jadi aparatur desa berhak untuk menjalankan tugasnya memajukan desa.
Desa Malaumkarta di bawah pemerintah kabupaten sorong yang menaungi desa tersebut, tetapi bukan berarti desa tersebut tidak mempunyai suatu kebijakan untuk melaksanakan tugasnya tanpa intervensi pihak pemerintah daerah, disinilah letak keistimewaan desa tersebut untuk menjalankan pembangunan dan pembinaan di desa. Salah satu usaha yang dilakukan oleh masyarakat Adat Moi Kelim di Kampung/Desa Malaumkarta dan Suantolo, Sorong, Papua Barat, bisa penuhi energi dari sumber air yang berlimpah. Kini, mereka merancang pembentukan BUMDes, dengan PLTMh sebagai salah satu potensi yang akan diatur, selain sektor perikanan tangkap, wisata dan transportasi. Sebanyak 80 rumah teraliri listrik enam Ampere, fasilitas umum seperti gereja (20 A), sekolah (12 A) dan jalan kampung. Pembangkit listrik ini punya kapasitas 48 kVA.Â
Sumber yang diambil/referensi: (https://www.ekuatorial.com/2020/12/masyarakat-adat-moi-kelim-jaga-hutan-demi-penuhi-kebutuhan-energi/)
Dengan adanya sumber daya alam yang sangat bagus di Desa Malaumkarta membuat desa ini harus meningkatkan BUMDes yang bekerjasama antara aparatur desa dan masyarakat untuk lebih lagi memajukkan desa, seperti hasil alam yang bisa dapat dikelola oleh BUMDes dan dipasarkan ke berbagai daerah di tanah Papua. Bukan saja soal listrik yang masuk tetapi juga dalam segala aspek, baik itu kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan pariwisata, supaya kedudukan Desa Malaumkarta menjadi suatu desa yang mempunyai spirit untuk mengembangkan sumberdaya manusia, sumberdaya alam, dan lembaga-lembaga masyarakat yang mandiri dan sejahtera.
Selain Raja Ampat, Desa Malaumkarta, Kabupaten Sorong, sangat terkenal dengan Wisata Bahari yang sangat indah. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam menghasilkan Model Penerapan Ekonomi Kreatif Berbasis Budaya Bahari dan Kearifan Lokal Dalam Penciptaan Nilai Tambah Wisata Bahari. Ini menjadikan desa Malaumkarta mempunyai suatu kedudukan yang harus didukung oleh semua pihak tetapi juga tidak terlepas dari pemerintahan desa untuk bekerja sama dengan pemerintah daerah dengan ini Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat, serat Pemerintah Pusat atau Kementerian terkait. Aparatur desa mempunyai kewenangan untuk mengatur desa dalam segala aspek, dan mempunyai power tersendiri untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemajuan Desa Malaukarta.Â
Geografis Kampung/Desa Malaukarta.
Kampung/Desa Malaumkarta terletak di suatu di distrik yaitu: Makbon bagian utara Kabupaten Sorong Provinsi Papua Barat, Topografi kampung Malaumkarta bervariasi terdiri dari gunung dan lembah serta lereng-lereng gunung panjang yang menjurus dari arah timur papua hingga barat semenanjung gugusan pulau-pulau di kepala burung, membentuk teluk menonjol ke laut melingkar berbentuk tanjung berhadapan langsung, dengan arah utara laut pasifik, searah garis khatulistiwa. Batas Wilayah Kampung/Desa Malaumkarta terdiri dari:
Sebelah Timur berbatasan dengan kampung Asbaken, sebelah Barat berbatasan dengan Kampung Kwasdas-Makbon, sebelah Selatan Berbatasan dengan Kampung Klayili Distrik Klayili, dan sebelah Utara berbatasan dengan samudra Pasifik 3 mil dari pantai.
Kampung/Desa ini mempunyai hutan dan laut yang masih terjaga dengan baik, ribuan flora dan fauna yang masih hidup dalam wilayah ini yang membuat geografis dari desa ini cukup berbeda dari desa-desa yang lain yang berada di Kabupaten Sorong, laut dan Pulau yang masih banyak sekali makhluk yang hidup didalamnya, masyarakat ditempat ini memanfaatkan kekayaan alam yang masih terjaga dengan baik. Salah satunya adalah pulau Um yang sangat bagus sekali, sebuah pulau kecil yang dihuni oleh ribuan Kelelawar. Pulau ini menjadi suatu daerah tujuan wisata untuk para wisatawan baik domestic maupun mancanegara. Masyarakat Malaumkarta juga mendapat manfaat ekonomi  dari pekerjaan pariwisata di pulau tersebut. Yaitu masyarakat bisa menyewakan perahu kepada wisatawan yang hendak menuju pulau Um. Ini menggambarkan suatu letak geografis kampung Malaumkarta yang sangat menguntungkan.Â
Kampung ini mempunyai objek wisata yaitu pulau Um yang dihuni oleh ribuan kelelawar.Â
Perjalanan menuju kampung Malaumkarta dari kota Sorong berjarak 48 km, ditempuh dalam waktu 1-2 jam perjalanan melewati lintas jalan utama kabupaten Sorong-Tambrauw (Sausapor) menggunakan angkot Sorong-Malaumkarta, dengan biaya transportasinya Rp.20.000/orang. Perjalanan ke kampung Malaumkarta juga bisa ditempuh dengan transportasi laut, namun tidak ada transportasi reguler (hanya bisa di sewa).
Demografi Kampung/Desa Malaumkarta.
Penduduk Asli yang mendiami Kampung Malaumkarta adalah Suku Moi Papua 99 % dan 1 % adalah penduduk campuran yang datang dari luar Papua non Moi dan non Papua sebagai petugas guru Sekolah Dasar dan juga petugas kesehatan. Jumlah penduduk kampung Malaumkarta pada tahun 2009-maret 2011, dengan Jumlah KK 291 terdiri dari Laki-laki 215 orang dan perempuan 267 orang jadi jumlah total penduduk kampung Malaumkarta 482 jiwa.
Pada umumnya pemukiman penduduk kampung Malaumkarta 85 % semi permanen, beratap senk, laintai smen. Pola pemukiman masyarakat seluruhnya adalah pembangunan dari pemerintah kabupaten Sorong, dengan Jumlah rumah penduduk 221 Unit Rumah.
ampung Malaumkarta adalah salah satu Kampung yang ada di wilayah Pemerintahan Distrik Makbon Kabupaten Sorong Provinsi Papua Barat yang dicanangkan sebagai kampung KB pada Tanggal 28 Juli 2018 oleh Bapak Sekda Kabupaten Sorong  bersama Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Papua Barat disaksikan oleh para kepala Distrik, kepala Kampung dan masyarakat se distrik Makbon.
Kampung Malaumkarta memiliki Luas Wilayah 49,29 KM2 Â dengan Jumlah Penduduk sebanyak 319 Jiwa dengan rincian Laki-laki = 172 dan Perempuan 147 Â dengan jumlah Kepala Keluarga 79 kk.
Sumber yang diambil: (https://kampungkb.bkkbn.go.id/kampung/19168/malaumkarta)
Keadaan Sosial Ekonomi Kampung/Desa Malaumkarta.
Kampung/Desa Malaumkarta yang terletak di pesisir pantai dengan keindahan mempunyai suatu segi sosial ekonomi yang berbeda dengan beberapa kampung/desa di Kabupaten Sorong. Asumsi nilai total keuntungan nelayan ikan karang selama bulan Agustus September 2020 sebesar, Rp. 1.263.750,-. Potensi sumberdaya ikan karang di perairan Pulau Um relatif  baik dan memiliki kontribusi bagi peningkatan perekonomian nelayan lokal.Â
Selain itu Kawasan pesisir Kampung Malaumkarta memiliki alam dan budaya yang berpotensi tinggi untuk dikembangkan sebagai destinasi baru ekowisata bahari di Provinsi Papua Barat, selain Raja Ampat. Namun, permasalahan yang dihadapi adalah belum adanya dukungan yang maksimal dari pemerintah dalam menyediakan fasilitas penunjang dan rendahnya kualitas sumber daya manusia terkait pengetahuan tentang teknik pengemasan budaya menjadi produk kreatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya dukung efektif kawasan Kampung Malaumkarta sebesar 57 pengunjung per hari, dengan nilai efek pengganda sebesar 1,14-1,64. Potensi kawasan pesisir Kampung Malaumkarta yang sangat beragam baik dari alam maupun budaya, dapat memberikan dampak ekonomi secara langsung, tidak langsung, dan lanjutan sebesar Rp5.179.031.667 per tahun. Besarnya dampak ekonomi kawasan pesisir Malaumkarta dapat dijadikan dasar untuk merumuskan konsep pengembangan ekowisata bahari yang berkelanjutan dengan memperhatikan daya dukung efektif, dengan cara membuat Standar Operasional Prosedur manajemen ekowisata bahari yang melibatkan seluruh stakeholders.Â
Dengan adanya suatu manfaat dibidang wisata maka masyarakat bisa lebih dipemberdayakan lewat penghasilan wisata di kampung/desa Malaumkarta, tetapi tidak terlepas dari pembangunan sumberdaya manusia sebab yang terpenting dimana sumberdaya manusia yang harus dikembangan lewat pendidikan di kampung Malaumkarta supaya generasi muda di kampung ini lebih lagi untuk memajukan kesejahteraan bersama masyarakat dan pemerintahan desa. "Jadikan setiap tempat sebagai sekolah dan jadikan setiap orang sebagai guru" (Ki Hajar Dewantara). Kampung Malaumkarta akan sangat maju dengan masyarakatnya sejahtera.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI