Dulu, aku tidak bisa membedakan mana putih dan hitam dalam ingatanÂ
Hingga waktu menancapkan sebuah keinginan dalam sucinya ikatanÂ
Aku membaginya dalam dua bagian putih muda dan putih tua yang militanÂ
Mengaduk cairan ingatan dalam sebuah larutanÂ
Masih kusimpan bulu kinantan dalam jari manis yang resistanÂ
Aku tahu ini tidak mudah untuk hati retak yang rentanÂ
Bahkan sayap kinantan tak mampu menembus awan-awan yang berserakanÂ
Bulu-bulunya terhempas lepas berantakanÂ
Kinantan... kau pergi meninggalkan luka yang dibungkus dengan balutanÂ
Dibalas senyum pilu yang bersambutanÂ
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!