Mohon tunggu...
A.A. Sandre
A.A. Sandre Mohon Tunggu... penikmat kata dan kopi

sekata sekopi

Selanjutnya

Tutup

Roman Pilihan

Anak Pejuang (Bagian XXV)

14 Oktober 2025   03:48 Diperbarui: 18 Oktober 2025   16:42 636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kabut masih menggantung di lembah ketika pasukanku sudah bersiap menembus garis musuh. Bukit tinggi menjulang di depan kami adalah target yang akan diambil alih. 

Bukit itu harus direbut bukan hanya sebagai penanda kemenangan, melainkan juga karena kami harus berdiri di sana agar lebih mudah melindungi kampung-kampung di sekitarnya. 

"Target harus kita ambil hari ini!" ujarku.

"Siap, Pak!" sahut Letnan Gebo. 

Aku tahu, perintahku adalah beban yang menekan dadanya. Namun, aku percaya pada keberaniannya. 

Meski mentari belum menyingsing, kami mulai melangkah. Hujan yang tumpah menjelang subuh tadi membuat tanah liat licin. Sepatuku makin berat oleh lumpur. Mendekati sasaran, terdengar bunyi mortir menghantam lereng.

"Mereka sudah tahu kita datang, Pak!" kata seorang perwiraku sambil merapatkan helmnya. 

Aku mengangguk. Dalam perang, tidak ada langkah yang benar-benar bisa sembunyi. Kami terus bergerak membelah sisa-sisa kabut. Di kiri dan kanan, belukar menjadi perisai. 

Tak seberapa lama, rentetan peluru menyalak. Berjatuhan dari puncak. Sontak saja kami tiarap. Suara letusan senapan bercampur teriakan terdengar mengancam. 

Dentuman silih berganti. Tak henti-henti mencari tubuh yang disasarnya. Lalu terdengar kembali ledakan granat. Mengguncang tanah. Peluru berdesing melewati daun-daun. Sebagian menancap di batang pohon. 

Aku merunduk dan berlindung usai menembak ke arah bayangan musuh yang berlari di antara pepohonan. Namun, seorang anak buahku terjatuh. Pahanya disobek peluru. "Cepat berlindung!" pekikku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun