Resensi buku "Revolusi dari Desa" ini adalah salah satu bentuk apresiasi kepada Bapak Yansen selaku Bupati Kabupaten Malinau propinsi Kalimantan Utara yang saat ini sudah dan sedang membuktikan diri menyatakan berbagai bentuk nyata program dan kegiatan sebagai wujud tanggung jawab yang diamanahkan rakyat kepadanya.
Ekspresi dan karya nyata yang tertuang dalam wujud buku "Revolusi dari Desa" adalah salah satu upaya untuk menyebarluaskan niat baik, kepedulian putra daerah akan kondisi nyata di daerah, konsep seorang pemimpin yang dirindukan rakyat, tindakan nyata, apresiasi masyarakat, keterlibatan semua komponen untuk mewujudnyatakan tujuan bersama adalah mendesak untuk disosialisasikan.
Dari 410 Kepala Daerah yang ada saat ini, ada berapa banyak yang berpikir "gila" seperti pak Yansen? Ada berapa banyak yang sungguh berpikir untuk kesejahteraan rakyat? Ada berapa banyak Pemimpin yang kata dan perbuatannya selaras?
Semakin banyak Pemimpin yang berkarakter hebat, berani dan jujur tentu akan semakin baik bagi kesehatan NKRI.
Untuk mengulas lebih jauh akan sosok dan tindakan nyata Bapak Yansen serta segala potensi dan sumberdaya Kabupaten Malinau yang tertuang dalam buku "Revolusi dari Desa" maka saya mencoba mengekspresikan pandangan dan opini saya berikut ini.
Menggugat Konsep Pembangunan
Secara konsep, bisa dikatakan bahwa semua Kepala Daerah adalah sosok yang paham betul berbagai macam teori-teori pembangunan, namun ketika disandingkan dengan kenyataan, maka sangat jelas bahwa dampak dari konsep di kepala pemimpin tidak berbanding lurus dengan kesejahteraan rakyat, fasilitas umum, pelayanan publik bahkan beragam persoalan-persoalan sosial yang memprihatinkan.
Pada bab pendahluan, pemaparan konsep, model dan strategi pembangunan diurai dengan sangat sistematis, detail dan tampak jelas persoalan inti dari kegagalan pembangunan yang dilakukan oleh banyak Pemimpin Daerah.
Satu hal yang menarik dicermati dan direnungkan adalah kutipan: Saya ingat kalimat bijak dari Albert Einstein yang berkata, “Gila, jika kita mengharapkan hasil berbeda, dengan melakukan cara yang sama.” Anda tidak bisa berharap hasil yang berbeda, jika cara yang Anda itu-itu juga.
Saya hendak mengatakan bahwa hanya orang "gila" yang bisa menerima kata bijak seperti demikian.
Memang benar, jika dicermati dengan baik, kenyataan mengatakan bahwa konsep dan implementasi pembangunan yang dilakukan oleh Kepala Daerah beserta aparat yang ada di bawahnya rerata menggunakan cara-cara biasa bahkan kecenderungan hanya melakukan rutinitas formal yang kata anak muda "jaim" alias jaga image.