Mohon tunggu...
Mohd Damar Afda Dipura
Mohd Damar Afda Dipura Mohon Tunggu... Mahasiswa - Partikel Bebas

Menulis untuk mengingat, Menulis untuk menolak lupa. begitulah kira-kira, Saya berfikir maka saya ada.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mimbar Perasaan

22 Mei 2024   06:01 Diperbarui: 22 Mei 2024   06:36 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Matanya cantik, Sungguh aku tidak keliru!

Ah! sekarang aku bersamamu, mencumbu tanpa malu.

Pipiku pucat dan berkabut, terpana melihat dirimu lebih jernih dari lantai surga. 

Tepat malam itu, aku merapalkan sumpah. atas nama cinta! kita dekap kemesraan.

Suara itu, mema. Lembut dan tenang. sepanjang jalan, tiada henti laksana dekapan malaikat. 

Sungguh, tiada pernah terlintas dalam benak. tiada pernah terlintas dalam telinga.


Di atas mimbar itu, Malaikat merapal. Atas nama tuhan! Cinta adalah mema adalah nama cinta!

Saat tuhan menggiringmu, ini kota atau cinta?

Perlahan teduh, menatapmu. tersenyum dan tertawa. menyebar ke seluruh daratan dunia.

Yogyakarta, 22 Mei 2024. 

Disini terlukis takdir, Tuhan menggiring kami untuk merapal cinta.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun