Matanya cantik, Sungguh aku tidak keliru!
Ah! sekarang aku bersamamu, mencumbu tanpa malu.
Pipiku pucat dan berkabut, terpana melihat dirimu lebih jernih dari lantai surga.Â
Tepat malam itu, aku merapalkan sumpah. atas nama cinta! kita dekap kemesraan.
Suara itu, mema. Lembut dan tenang. sepanjang jalan, tiada henti laksana dekapan malaikat.Â
Sungguh, tiada pernah terlintas dalam benak. tiada pernah terlintas dalam telinga.
Di atas mimbar itu, Malaikat merapal. Atas nama tuhan! Cinta adalah mema adalah nama cinta!
Saat tuhan menggiringmu, ini kota atau cinta?
Perlahan teduh, menatapmu. tersenyum dan tertawa. menyebar ke seluruh daratan dunia.
Yogyakarta, 22 Mei 2024.Â
Disini terlukis takdir, Tuhan menggiring kami untuk merapal cinta.