Libur panjang tanpa aktivitas yang terstruktur dapat membuat anak merasa bosan atau bahkan stres. Hal ini dapat terjadi terutama jika mereka menghabiskan waktu sendirian di rumah. Libur panjang selama Ramadhan jika tidak dikelola dengan baik bisa berdampak pada kondisi emosional dan mental anak yang membuat anak mudah sedih, mudah emosi dan lain sebagainya.
Selain itu, tanpa pengawasan dari orang tua, anak cenderung menghabiskan waktu dengan bermain gadget atau menonton TV secara berlebihan. Hal ini tidak hanya mengurangi waktu untuk kegiatan bermanfaat, tetapi juga dapat memengaruhi kesehatan mata dan pola tidur anak.
Minimnya Interaksi Sosial
Karena orang tua sibuk bekerja, anak mungkin kurang mendapat kesempatan untuk berinteraksi dengan teman sebaya. Bagi anak-anak yang tinggal di perkotaan, kondisi ini jamak terjadi sebab teman sebaya mereka adalah teman sekolah. Saat tidak sekolah, aktivitas anak lebih banyak di arahkan orang tua di rumah untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
 Saat orang tua bekerja, orang tua juga tidak memiliki kesempatan untuk mengajak berkunjung ke keluarga besar atau berkunjung ke tempat lain yang memiliki nilai belajar dan ibadah. Hal ini juga menambah minimnya interaksi sosial dari yang biasanya mereka lakukan jika mereka bersekolah. Dalam hal ini, libur panjang Ramadhan jelas bisa membuat anak merasa kesepian dan kehilangan momen penting untuk mengembangkan keterampilan sosial.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI