Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Yellow Caturra : Emas Kuning dari Lereng Arjuno

15 September 2025   17:40 Diperbarui: 15 September 2025   17:40 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto kolase Yellow Caturra, Calvien Tangka dan Popeye Coffee, Joyo Agung Raya, Malang. Foto : Parlin Pakpahan.

Kopi kuning ini memang sempat ditemukan di Bajawa, Flores, lalu di beberapa titik di Jawa, termasuk Argopuro dan Garut Jabar. Namun karena produksinya kecil dan jarang dibudidayakan serius, ia lebih banyak hidup di bayangan ketenaran varietas Arabika lain.

Dari Argopuro ke Arjuno

Yellow Caturra yang sudah mendapatkan sertifikasi resmi saat ini berasal dari lereng Gunung Argopuro. Sertifikasi ini penting karena menjadi bukti kualitas unggul kopi yang dihasilkan dari hamparan kebun tertentu.

"Salah satu syarat sertifikasi itu harus ada hamparan kebun yang luas. Kalau cuma beberapa ratus pohon, itu dianggap tradisional saja, tidak bisa disertifikasi," terang Calvien.

Kini Yellow Caturra dari Argopuro menjadi primadona. "Banyak orang datang dari luar daerah hanya untuk beli. Harganya bisa sampai enam ratus ribu per kilo. Itu jauh di atas kopi Arabika kualitas premium lain," katanya dengan bangga.

Melihat peluang itu, Calvien kini menanam Yellow Caturra di lereng Arjuno. Ia berharap, dalam waktu dekat, kebun Malang juga bisa mendapatkan sertifikasi. "Saya yakin Arjuno bisa. Saya lagi serius riset. Kalau Argopuro bisa dapat sertifikasi, kenapa Arjuno tidak?" katanya penuh keyakinan.

Secangkir Kopi dari Calvien

Cerita tentang Yellow Caturra tak lengkap tanpa mencicipinya. Ketika saya berkunjung ke Popeye Coffee, Calvien dengan sigap menyiapkan peralatan seduh. Tangannya lincah, sesekali ia menjelaskan sambil bekerja.

"Coba nanti, Pak. Biar lidah yang bicara. Yellow Caturra ini beda rasanya dengan kopi merah biasa," ucapnya sembari menuang hasil seduhan.

Ia menyodorkan secangkir kopi yang sudah didinginkan. Dari tegukan pertama, sensasinya langsung terasa. Rasa pekatnya tidak menyerupai Arabika pada umumnya. Ada kemiripan dengan Robusta, namun lebih halus. Aroma kacangnya kentara, sementara pahitnya seimbang. Sensasi manis samar bertahan lama di lidah, meninggalkan aftertaste yang menyenangkan.

"Bagaimana, Pak?" tanya Calvien sambil tersenyum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun