Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Taiwan, NATO Indo-Pacific dan Tantangan Indonesia

22 Agustus 2025   18:33 Diperbarui: 22 Agustus 2025   18:33 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Taiwan Lai Ching-te (tengah) bersama prajurit Taiwan. (Sumber : straitstimes.com).

Ketegangan antara kapal penjaga pantai Filipina dan China beberapa kali hampir berujung pada bentrokan bersenjata. Walau ekonomi Filipina masih rapuh, pemerintah memilih mempertegas posisi geopolitik dengan menggandeng AS. Latihan gabungan "Balikatan" diperluas skalanya dan kerap diadakan di wilayah sengketa.

Dengan posisi geografis yang berdekatan, kepentingan Filipina dan Taiwan kerap beririsan. Bagi Washington, keduanya adalah bagian dari "first island chain" yang harus dipertahankan untuk menghalangi ekspansi maritim China ke Pasifik.

Thailand, Malaysia, dan Kamboja: Garis Retak ASEAN

Negara-negara Asia Tenggara lainnya menampilkan wajah yang beragam. Thailand secara historis adalah sekutu dekat AS di kawasan, dengan militer yang sangat bergantung pada dukungan teknologi Barat. Meskipun pemerintah Thailand berusaha menjaga hubungan baik dengan Beijing, ikatan militernya dengan Washington tetap kuat.

Malaysia berada di posisi lebih hati-hati. Meskipun juga bersengketa dengan China di LCS, Kuala Lumpur cenderung menghindari konfrontasi terbuka. Faktor ekonomi, perdagangan, serta hubungan diplomatik membuat Malaysia memilih jalur diplomasi tenang dibanding konfrontasi militer.

Sementara Kamboja jelas berada di bawah pengaruh Beijing. Hun Sen dan kini Hun Manet membangun hubungan strategis dengan China, termasuk dalam pembangunan pangkalan laut Ream yang ditengarai memberi China pijakan militer di Teluk Thailand. Bahkan Rusia pun masuk melalui kerjasama politik dan militer, menjadikan Kamboja sebagai salah satu titik "poros Beijing-Moskow" di Asia Tenggara.

Indonesia : Strategi Dua Kaki

Indonesia menempati posisi unik. Dengan populasi terbesar dan ekonomi terbesar di ASEAN, Indonesia dipandang sebagai jangkar kawasan. Namun dalam praktiknya, sikap Indonesia terlihat ambigu.

Di satu sisi, Jakarta sering menampilkan wajah pro-Beijing, misalnya dalam kerjasama ekonomi, investasi Belt and Road, hingga sikap hati-hati di forum internasional terkait Taiwan maupun Laut China Selatan. Di sisi lain, ketika menyangkut kebutuhan pertahanan nasional, Indonesia justru lebih condong pada persenjataan Barat.

Pembelian jet tempur Rafale dari Perancis, rencana akuisisi pesawat tempur Kaan buatan Turki (anggota NATO), serta modernisasi kapal perang melalui kerjasama dengan Eropa, menunjukkan bahwa militer Indonesia tidak bisa sepenuhnya bergantung pada China maupun Rusia. Bahkan upaya kerjasama pertahanan dengan Korea Selatan (KF-21 Boramae) juga mencerminkan pilihan mitra non-China.

Ambalat di perbatasan dengan Malaysia dan Natuna yang berbatasan dengan zona klaim China adalah dua titik rawan bagi kedaulatan Indonesia. Di titik inilah strategi "dua kaki" Indonesia diuji. Pertanyaan besar : sampai kapan Indonesia bisa bersikap ambigu tanpa kehilangan posisi strategisnya di Indo-Pasifik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun