Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Sepinya Kota Malang Beberapa Saat Jelang Lebaran 2025

29 Maret 2025   17:49 Diperbarui: 29 Maret 2025   17:49 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sepinya downtown Malang di saat mudik. (Sumber : indoberita.id).

Tuslah : regulasi atau akal-akalan

Pemerintah memang menetapkan Tuslah (tambahan biaya angkutan) pada periode tertentu untuk menyesuaikan dengan lonjakan penumpang dan operasional. Tapi jika kenaikannya dua kali lipat atau lebih, itu sudah masuk ranah spekulasi harga yang memberatkan penumpang. Jika pemerintah tidak mengawasi, PO bisa bebas memainkan tarif sesuka hati.

Respon terhadap situasi ini

Pemerintah harus lebih tegas mengawasi tarif agar kenaikan tetap dalam batas wajar. Idealnya, ada aturan batas atas harga tiket, seperti pada pesawat.

Konsumen harus lebih cerdas dalam mencari alternatif transportasi, misalnya mencari tiket lebih awal, memilih moda lain, atau bahkan menggunakan "ridesharing" jika memungkinkan.

Digitalisasi tiket bus perlu diperluas agar harga lebih transparan dan tidak ada permainan harga di terminal atau agen.

Jadi, praktik "mengosongkan bus dulu lalu menaikkan tarif" ini lebih ke akal-akalan pengusaha dibanding alasan operasional yang benar-benar tak bisa dihindari.

Lalu kenyataan lain yang juga penting untuk dilihat khususnya di pasar-pasar tradisional, bahkan di retailer-retailer terkemuka seperti Indo Maret dan Alfa Maret dan retailer-retailer lainnya, kita lihat pasar tradisional sepi pembeli, demikian juga di retailer tersebut di atas. Biasanya mereka sudah menyiapkan kue-kue lebaran, tapi kali ini H-2 saja belum kelihatan.

Fenomena lesunya pasar tradisional dan ritel modern menjelang Lebaran tahun ini mencerminkan beberapa realitas ekonomi dan sosial yang sedang terjadi. Jika biasanya menjelang H-2 Lebaran toko-toko ramai dengan pembelian kue kering, sembako, dan kebutuhan lainnya, tapi kini terlihat sepi.

Daya beli masyarakat melemah

Inflasi dan kenaikan harga bahan pokok membuat masyarakat lebih selektif dalam belanja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun