Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Sepinya Kota Malang Beberapa Saat Jelang Lebaran 2025

29 Maret 2025   17:49 Diperbarui: 29 Maret 2025   17:49 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sepinya downtown Malang di saat mudik. (Sumber : indoberita.id).

Bisa jadi, sebagian warga Malang memilih mudik bertahap atau menunda keberangkatan mereka, menghindari kepadatan di H-2 atau H-1. Selain itu, ada kecenderungan beberapa orang lebih memilih merayakan Lebaran di Malang bersama keluarga yang masih ada di kota.

Pola transportasi yang berubah

Dengan semakin banyaknya orang yang menggunakan kendaraan pribadi atau moda transportasi alternatif (seperti travel), kepadatan di terminal, stasiun, atau bandara tidak terlalu terasa sekaligus.

Jadi, arus mudik yang "slow motion" sekarang ini bisa dikatakan sebagai kombinasi dari pola mudik mahasiswa yang lebih cepat, warga lokal yang tidak banyak bepergian jauh, serta perubahan kebiasaan dalam memilih waktu dan moda transportasi. Mungkin nanti puncaknya lebih terasa di H-1 atau justru setelah Lebaran saat arus balik.

Apakah logis

Kalau memang begitu apakah mereka akan menabrak kenyataan transportasi sekarang. Banyak pilihan memang, tapi semakin mendekati lebaran harga ticket Jakarta-Malang, katakanlah begitu, akan terus meningkat. Bus AKAP contoh lain yang menarik untuk ditelisik. Perusahaan mengirim armadanya ke Jakarta dalam keadaan kosong-melompong. Dan di Jakarta mereka menaikkan penumpang sesuai jumlah seat. Yang terjadi kemudian ongkos mereka naikkan 2 kali lipat bahkan lebih dari itu. Alasannya, mereka sengaja mengosongkan Bus ketika meluncur ke Jakarta. Ketika balik kanan kembali ke Malang kenaikan ongkos yang cukup dahsyat itu mereka sebut ongkos Tuslah.

Fenomena kenaikan harga tiket menjelang Lebaran memang sudah menjadi "tradisi" yang seolah tak terhindarkan. Praktik yang dilakukan oleh perusahaan otobus (PO) AKAP, seperti mengosongkan bus saat berangkat ke Jakarta dan kemudian menaikkan tarif dua kali lipat atau lebih dengan alasan Tuslah, memang patut dipertanyakan.

Secara ekonomi, kenaikan harga tiket karena tingginya permintaan adalah hal wajar. Namun, alasan mengosongkan bus saat berangkat ke Jakarta sebagai pembenaran untuk menaikkan tarif justru lebih terlihat sebagai strategi bisnis yang memanfaatkan momen.

Tidak semua Bus harus kosong

PO sebenarnya bisa mengoptimalkan trayek dengan menyeimbangkan arus penumpang, misalnya dengan menawarkan tarif promo bagi yang ingin berangkat dari Malang ke Jakarta sebelum puncak mudik. Jika mereka sengaja mengosongkan bus, itu adalah keputusan bisnis, bukan keharusan operasional.

Kenaikan tarif lebih dipengaruhi oleh hukum pasar (supply and demand). Saat pemudik membludak di Jakarta, operator tahu bahwa mereka bisa memasang harga lebih tinggi karena opsi transportasi lain pun ikut naik. Ini bukan soal "menutupi biaya perjalanan kosong," tapi murni strategi mencari keuntungan besar saat momen puncak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun