Tetralogi Buru disebut demikian karena terdiri dari empat novel yang saling terkait dan membentuk sebuah kesatuan cerita yang utuh. Kata "tetralogi" berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata: "tetra" yang berarti empat, dan "logos" yang berarti cerita atau kata.
Dalam konteks sastra, tetralogi merujuk pada sebuah seri cerita yang terdiri dari empat bagian yang saling terkait dan membentuk sebuah kesatuan yang utuh.Â
Dalam tetralogi Buru, keempat novel tersebut adalah : 1. Bumi Manusia (1980); 2. Anak Semua Bangsa (1981); 3. Jejak Langkah (1985); 4. Rumah Kaca (1988).
Keempat novel tersebut menceritakan tentang perjuangan bangsa Indonesia melawan kolonialisme Belanda pada awal abad ke-20, dan membentuk sebuah kesatuan cerita yang utuh dan koheren. Oleh karena itu, disebut sebagai Tetralogi Buru.
Itulah sekilas tentang Pram di mataku. Sekali lagi beliau adalah Dewa Sastra kita.
Pram lahir di Blora, Jawa Tengah, pada 6 Pebruari 1925 dan meninggal di Jakarta pada 30 April 2006. Ia tumbuh dan berkembang di lingkungan yang kaya akan tradisi sastra dan budaya. Ia mulai menulis pada usia muda dan menerbitkan karya pertamanya pada tahun 1949.
Pramoedya dikenal karena karyanya yang kritis dan realistis, yang sering membahas tentang isu-isu sosial, politik, dan budaya di Indonesia. Ia juga dikenal karena gaya penulisannya yang unik dan inovatif.
Pramoedya juga dikenal karena aktivitas politiknya. Ia pernah menjadi anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) dan aktif dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Namun, ia juga pernah dipenjara oleh pemerintah Orde Baru pada tahun 1965 karena dituduh sebagai anggota PKI.
Pramoedya menerima banyak penghargaan dan hadiah atas karyanya, termasuk Hadiah Sastra Ramon Magsaysay pada tahun 1995. Ia juga dinominasikan untuk Hadiah Nobel Sastra pada tahun 1996.
Pramoedya meninggal pada tahun 2006, tetapi karyanya tetap hidup dan terus dibaca oleh masyarakat Indonesia dan internasional. Ia dianggap sebagai salah satu penulis terbesar dalam sejarah sastra Indonesia dan sebagai ikon perjuangan kemerdekaan dan kebebasan berbicara di Indonesia.
Pramoedya Ananta Toer memiliki banyak karya sastra, termasuk novel, cerita pendek, esai, dan biografi.