Dalam Jejak Langkah, bumbu sejarah ini makin kental. Pram memasukkan unsur sejarah pada awal abad ke-20 yang jarang dibahas di kurikulum sekolah.
Bumi Manusia Pramoedya Ananta Toer sebagai wadah perlawanan terhadap kolonialisme
Beberapa fakta unik seputar Gunung Argopuro yang jarang dibahas di media dan berita.
Pernah merasa asing di tanah sendiri? Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer mengajak kita mengeksplorasi perasaan terasing itu melalui kisah Minke
Mari mengenal tentang bumi dan alam semesta bersama sama
Alam kita perlahan hancur karena keserakahan dan ketidakacuhan hakiki. Hal semacam itu sungguh merupakan salah satu sifat paling menjijikkan.
Mencari makna ditengah riuh rendahnya dinamika dan romantisme kehidupan nanusia di dunia. Apa yang sesungguhnya Sang Maha Pemilik Semesta rencanakan?
Kisah Minke dan Nyai Ontosoroh membuka mata tentang ketidak adilan kolonial, perlawanan intelektual, dan makna kebebasan dalam sejarah bangsa.
Cinta, ketidakadilan, dan perlawanan berpadu dalam kisah Minke dan Nyai Ontosoroh. Bumi Manusia, suara masa lalu yang tetap hidup hingga kini.
Bumi Manusia bukan sekadar novel—ia adalah suara sejarah dari rakyat terjajah. Wajib dibaca generasi muda demi membangun Indonesia yang lebih sadar!
Bumi yang Lelah: Menjawab Krisis Lingkungan dengan Aksi Nyata
Pram murka melihat kampus rasa pabrik
Pramoedya Ananta Toer dengan brilian menggambarkan kesulitan yang dihadapi oleh orang-orang pribumi yang terjajah.
Buku-buku Pramoedya Ananta Toer diterbitkan lagi dengan dandanan baru.
Film ini berlatar belakang di awal abad-20, yang menceritakan tentang pemuda pribumi yang memperjuangkan kisah percintaannya di era kolonial Belanda
Pameran seni rupa, dari patung hingga sketsa wajah Pramoedya Ananta Toer, menjadi sorotan utama dalam Festival Blora Seabad Pram.
Pramoedya melukiskan tokoh utama Jacques Pangemanan seolah berada dalam rumah kaca, bisa melihat keadaan di luar namun tetap terkurung di dalam.
Pram menghidupkan lagi sejarah diskriminasi wanita yang sering dilupakan, menjadikan suara kaum wanita semakin nyaring terdengar
Jejak langkah diawali dengan perginya Minke ke Batavia melanjutkan sekolah di STOVIA. Di sana, selain menulis, ia juga menjadi penggerak organisasi.
Pramudya Ananta Toer,Bumi Manusia,Panggil Aku Kartini Saja