Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Menggunakan Falsifikasi Popper dalam Sistem Demokrasi Kita

4 Mei 2024   14:53 Diperbarui: 4 Mei 2024   14:53 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alur berpikir teori falsifikasi Popper. Foto: thecollector.com

Seharusnya ybs melakukan langkah-langkah sbb :

1. Verifikasi asumsi. Sebelum membuat kesimpulan atau menyuarakan pendapat, orang tsb seharusnya melakukan verifikasi terhadap asumsi atau hipotesisnya. Ini dapat dilakukan dengan mencari data, informasi, atau bukti yang mendukung atau menentang asumsi tsb.

2. Evaluasi bukti empiris. Setelah melakukan evaluasi objektif terhadap bukti empiris tersebut. Perlu diperhatikan apakah bukti tsb secara langsung mendukung asumsi atau hipotesis yang dibuat, ataukah bukti tsb dapat diinterpretasikan dengan cara lain.

3. Berhati-hati dalam berpendapat. Setelah mempertimbangkan bukti-bukti yang ada, orang tsb seharusnya berhati-hati dalam menyuarakan pendapat atau membuat kesimpulan. Penting untuk menghindari menyatakan kesimpulan yang tidak didukung oleh bukti yang kuat atau merumuskan asumsi yang tidak didukung oleh data yang relevan.

Dalam konteks perdebatan publik, penting untuk mengedepankan berpikir kritis dan rasional serta mendorong penggunaan bukti dan data yang kuat dalam menyusun argumen dan membuat keputusan. Dengan demikian, orang dapat membuat kesimpulan yang lebih akurat dan mendukung, serta mencegah penyebaran informasi yang tidak akurat atau menyesatkan.

Ketika seseorang memiliki pendapat yang telah menjadi opini publik dan dianggap sebagai kebenaran mutlak yang tidak dapat ditawar lagi, namun ingin menguji pendapat tsb dengan pendekatan falsifikasi, ada beberapa sikap yang dapat diambil.


Pertama-tama, penting untuk membuka pikiran dan bersedia untuk mempertanyakan dan menguji keyakinan yang telah ada. Ini memerlukan sikap terbuka terhadap kemungkinan kebenaran yang telah diyakini mungkin tidak sepenuhnya benar atau mungkin ada informasi tambahan yang perlu dipertimbangkan.

Lakukan analisis yang kritis terhadap pendapat yang telah diterima sebagai kebenaran mutlak. Tinjau argumen dan bukti yang mendukung pendapat tsb secara objektif, dan pertimbangkan apakah ada kelemahan dalam argumen tsb atau apakah bukti yang digunakan masih relevan.

Selidiki bukti-bukti alternatif atau sudut pandang lain yang tidak sejalan dengan pendapat yang telah diterima. Ini dapat melibatkan penelitian tambahan atau pengumpulan informasi baru yang dapat membantu untuk melengkapi gambaran yang lebih lengkap tentang suatu masalah.

Berpartisipasi dalam diskusi terbuka dan berdialog dengan orang lain yang memiliki pandangan yang berbeda. Dalam diskusi ini, berbagi informasi, argumen, dan bukti yang relevan, dan bersedia untuk mendengarkan sudut pandang orang lain dengan terbuka.

Jadilah fleksibel dalam pemikiran dan bersedia untuk mengubah pendapat jika ada bukti yang kuat atau argumen yang meyakinkan yang mendukung sudut pandang yang berbeda. Ini memerlukan kemampuan untuk mengakui ketidakpastian dan keterbatasan pengetahuan kita sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun