Mohon tunggu...
Paris Ohoiwirin
Paris Ohoiwirin Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menyelesaikan pendidikan terakhir di sekolah tinggi Filsafat Seminari Pineleng, Sulawesi Utara. Gemar membaca dan menulis tema-tema sastra, sejarah dan filosofis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

"Perteduhan"

24 Januari 2023   23:10 Diperbarui: 27 Januari 2023   23:20 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                                                                                                           (https://pixabay.com)

Halimun kelabu nan pekat itu makin menggumpal,

Makin gelap dan makin padat mengepul

Sesaat kemudian jutaan tetes bening nan sejuk jatuh menusuk bumi.

Sejuta manusia berteriak "Hujan!"

Aku masih berdiri di tepian bumi yang paling beku,


Sambil melemparkan senyuman yang paling hangat,

Mereka yang menangkap sorot mataku yang teduh.

Hari ini mereka bertanya padaku, "di manakah tempat perteduhanmu?" 

Sampai hari ini pun aku tak menjawab mereka.

Kemarin seorang gadis kecil mengomeliku "kamu masih berdiri di sana. Untuk apakah?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun