We are Diamond
I
Di ruang sederhana bernama kelas D
tempat cerita tumbuh dari pagi hingga senja
dua puluh satu wajah, dua puluh satu jiwa
datang dari Timur dan Barat, dari Medan hingga Papua.
Ada logat Maluku yang hangat bernyanyi
gelak NTT yang penuh harmoni
ada Lombok yang lembut dalam tutur
dan Papua yang tegas menyuarakan nurani
tak ketinggalan Medan yang mantap bersuara
merangkai logika dan gagasan berharga
Calon mahasiswa S2 dan S3 duduk sejajar
tak bicara tentang pangkat, hanya tentang belajar
empat bulan bukan waktu yang lama
tapi cukup untuk menulis bab tentang makna
di tengah benturan ide dan beda cara pandang
kita belajar bahwa cinta tak perlu sehaluan pandang
II
Betapa awalnya hati ini ragu,
melangkah ke tengah para kepala penuh ilmu.
saya sempat takut, "Apa bisa beta menyatu?"
namun teman-teman, kalian menjawab itu satu per satu.
Tak ada gap yang kalian ciptakan,
justru jembatan yang kalian bangun dengan tangan.
kita satu suara meski berbeda nada
kita satu arah meski langkah kadang tak sama.
Setiap ada yang berjuang dapat LoA,
doa mengalir dari kalian semua.
saat satu jatuh, dua puluh bangkit membangunkan,
inilah keluarga, yang tak sekadar duduk bersama dalam ruangan.