Menulis blog sekarang ini tidak hanya curhat melulu. Di era industri 4.0, ketika internet menjadi panglima, blogger adalah bagian dari bagaimana tulisan-tulisannya berfungsi secara persuasif. Blogger bisa membujuk pembacanya agar membeli barang yang ia ceritakan sangat keren dalam tulisannya. Blogger pun bisa memengaruhi pembacanya berwisata seperti yang dilakukan blogger dalam tulisannya. Begitu pula influencer. COba tengok akun IG para artis,misalnya. Isinya sebagian besar endorse produk. Â
Di titik ini, patut kita bertanya pada diri sendiri sejauh mana isi blog kita atau konten Instagram kita bermanfaat bagi orang lain? Apakah kita sudah menyampaikan hal-hal yang membuat orang lain menjadi termotivasi menjadi lebih baik atau terhibur hatinya? Ataukah isi blog dan konten I Instagrama kita serupa etalase di toko? isinya liputan event dan review produk.Â
Pertanyaan-pertanyaan itu menghinggapi hati saya. Pertanyaan yang menjadi renungan sekaligus bekal untuk melangkah di tahun 2019. Meskipun bukan expert, saya melihat tahun 2019 akan menjadi tahunnya marketing digital. Banyak perusahaan mengubah pola pemasarannya yang semula konvensional menjadi digital. Nah, di mana posisi saya kala itu? Apa yang harus saya lakukan agar tetap survive? Jawaban idealnya adalah harus terus berinovasi agar unik sehingga dilirik.Â
Bagaimana caranya menjadi unik ? Ini masih menjadi renungan saya. Semoga saya segera menemukan jawabannya.