Mohon tunggu...
Indra GP
Indra GP Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Seni

Mencoba belajar seni dan kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Manusia Menghamba

21 Juni 2022   12:29 Diperbarui: 21 Juni 2022   15:38 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bagikan saja semuanya, 

karna tiada arti apa yang tlah kau kumpulkan selama ini

Cukup dirimu, 

hanya diri yang bertemu Sang Maha Sejati

Memang benar demikian,

Begitu Juga Tuhan menitipkan salam, memberi hadiah perasaan gembira

Maka Gembiralah

Setetes Embun tiada berat atau ringan menjalankan Kehendak-Nya

Maukah Manusia belajar, untuk menikmati hembusan udara yang masuk melalui hidungnya,

Mengucap Syukur atas Keindahan Semesta?

Tetap saja Manusia berkata, "Kami Tak Berdaya, akan keinginan Memeluk Gunung, Menguras Laut, dan Menggapai Bintang"

Kami terperdaya oleh ciptaan, angan, dan keinginan

Apakah kewajiban kami Ya Tuhan?

Bolehkah Engkau Bisikkan Ketenangan di Hati Kami?,

Sehingga tak ada lagi Bilik di antara Kita

Kuasa lah Engkau pada Kami yang,

Merangkak dalam Parit Gelap

Menuju Lorong Penuh Cinta dan Cahaya

Brebes, 21 Juni 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun