Setiap hari orang menghadapinya. Hingga anak menjadi dewasa, yaitu menjadi orangtua pun, keterampilan hidup ini melekat. Tak pernah hilang. Dan, harus dihidupi sebab setiap hari ada.
Itu sebabnya, pengalaman ini berharga bagi anak. Mereka perlu mengalami sendiri. Tak boleh bergantung. Dan, berbagi pengalaman ini bukan tak mungkin menginspirasi kepada anak-anak lain.
Pengalaman yang dimiliki oleh satu anak dan anak yang lain dapat saja berbeda. Maka, sejatinya, anak-anak kaya pengalaman sesuai dengan aktivitasnya masing-masing. Tapi, pengalaman yang dibagikan tentu pengalaman yang menginspirasi orang lain.
Karenanya, anak akan selalu berusaha mengalami aktivitas-aktivitas yang positif dan produktif, tak sebaliknya. Karena dari sini mereka akan memperoleh pengalaman yang bermakna, yang patut dibagikan.
Mungkin ada anak yang membantu orangtuanya berjualan. Ada yang membantu bersih-bersih rumah. Ada yang bertanam di pekarangan rumah. Ada yang memelihara burung.
Selanjutnya, ada yang memelihara kambing. Ada yang suka membaca. Ada yang gemar menggambar. Ada yang menyukai musik. Dan, ada yang lainnya.
Life skill yang dimiliki oleh anak menandakan bahwa anak hebat dalam hal termaksud. Karenanya, sekali lagi, semua pengalaman yang hebat ini patut dibagikan kepada anak-anak lain, yaitu teman-temannya.
Sehingga, waktu yang disediakan oleh guru sebelum memulai pembelajaran bagi anak-anak untuk berbagi pengalamannya menjadi momen yang tak lebih rendah dari pembelajaran. Sebab, dari sini justru akan terlahir anak-anak hebat.
Tentu hebat di keterampilan hidunya masing-masing. Ada yang hebat mencuci perangkat makan. Ada yang hebat dalam bertanam. Ada yang hebat bermain musik. Ada yang hebat berhitung. Ada yang hebat beternak. Dan, ada yang hebat di bidang lainnya.
Kalau pembiasaan berbagi pengalaman ini dilakukan setiap ada pertemuan guru dalam pembelajaran, entah satu atau dua anak, karena memang sedikit waktu yang disediakan, anak tak hanya bangga atas pengalamannya, tapi lambat laun juga terampil berbicara.
Memang ada anak yang sulit berbicara. Tapi, berbicara tentang pengalaman sendiri, yang dirinya sendiri mengalami, memudahkannya untuk berbicara. Karena, ia tak mengarang. Ia berbicara apa yang dialami.