Guru yang memasuki ruang belajar perlu menyediakan sedikit waktu untuk anak menjadi hebat. Tak perlu mengenai yang hebat-hebat. Tapi, yang dekat-dekat saja dengan kehidupan anak.
Sebab, dari yang kontekstual ini justru yang memudahkan anak dapat berbagi kepada guru dan teman-temannya. Dan, melalui aktivitas berbagi ini anak dapat menjadi hebat.
Mengajarkan materi pelajaran memang wajib bagi guru. Agar, materi yang disiapkan dapat sampai kepada anak.
Tapi, mengawali pembelajaran dengan aktivitas anak berbagi pengalaman sangat bermanfaat. Sebab, ini mendorong anak selalu berusaha memiliki pengalaman yang bermakna, setidak-tidaknya bagi teman-temannya.
Dan, berusaha memiliki pengalaman yang bermakna didapat dari mana pun anak beraktivitas. Dari rumah, dari teman-teman sepermainan, dari jalan, dari tempat ibadah, dari tetangga, dan dari yang lainnya.
Kalau anak di rumah membantu orangtua mencuci perangkat untuk makan, misalnya, itu sebagai sebuah pengalaman yang menarik. Pengalaman yang sangat berharga bagi dirinya sendiri dan kalau dibagikan berharga bagi orang lain.
Hanya, umumnya, anak malu dalam berbagi. Itu sebabnya, dibutuhkan peran guru. Guru harus menyediakan waktu bagi anak untuk berbagi pengalaman ini kepada teman-temannya.
Sebab, bukan mustahil, sekalipun pengalaman sederhana, ada banyak anak yang tak melakukannya saat di rumah. Mereka terbiasa bergantung kepada orangtua.
Itu sebabnya, kehebatan anak yang mau membantu orangtua mencuci perangkat untuk makan ini sangat penting untuk dibagikan.
Seperti sudah disebut di atas, sekalipun hal ini sederhana, tapi sejatinya tak sederhana. Sebab, aktivitas ini merupakan life skill.