Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Sikap Merasa Memiliki dan Memiliki Berkoneksi dengan Prestasi

4 Juli 2025   19:56 Diperbarui: 5 Juli 2025   16:21 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi 1: Siswa sedang membersihkan gamelan dari logam di depan lobi sekolah saat liburan. (Dokumentasi pribadi)

Bahkan, saya mendengar dari salah satu teman guru, mereka membeli pasta untuk memoles dengan uang mereka sendiri. Karena ketahuan oleh guru, uang mereka untuk membeli pasta untuk memoles dikembalikan.

Beberapa sikap mereka yang dideskripsikan di atas menunjukkan bahwa mereka bersikap merasa memiliki gamelan tersebut. Milik sekolah, tetapi serasa milik mereka sendiri. Sehingga, mereka melakukan hal terbaik untuk gamelan termaksud.

Dalam hal apa pun, kalau di dalam diri seseorang ada sikap merasa memiliki, pasti akan ambil peran secara total. Orang itu akan merawat, memanfaatkan, bahkan mengembangkan hal yang dirasa miliknya itu. Sehingga, dapat mencapai tahap yang optimal.

Meskipun riilnya tak mempunyai hak untuk memiliki, beberapa siswa kami yang membersihkan gamelan, dalam keberadaannya sebagai siswa, sebenarnya juga berstatus memiliki. Sebab, gamelan itu milik sekolah dan mereka adalah siswa sekolah kami.

Jadi, sangat wajar kalau beberapa siswa kami, yang akan ikut di FLS3N Cabang Kreativitas Musik Tradisional ini merasa memiliki gamelan. Dan, tentu saja bukan hanya karena keterkaitan mereka sebagai siswa kemudian bersikap merasa memiliki gamelan milik sekolah.

Sudah pasti ada faktor lain yang membuat mereka bersikap merasa memiliki gamelan milik sekolah. Sikap seperti ini tumbuh dari dalam diri siswa.

Sejauh saya mengetahui siswa kami ini memang hidup di lingkungan yang mendukungnya dalam seni, khususnya seni barongan. Yang, di antaranya seni barongan itu menggunakan piranti gamelan.

Bahkan, suatu saat saya, sebagai guru, pernah berkunjung ke rumah salah satu di antara mereka karena ada kepentingan dengan orangtuanya, saya mendengar ada orang yang memainkan gendang di rumahnya. Dan, permainannya terdengar sangat menggugah kekaguman.

Saya mengetahuinya kemudian bahwa orang yang memainkan gendang itu ternyata adalah siswa kami yang tergabung dalam tim FLS3N Cabang Kreativitas Musik Tradisional. Dalam tim ini ia yang memainkan gendang.

Barangkali tak keliru dikatakan bahwa orang, termasuk siswa, bersikap merasa memiliki apa pun  yang dimiliki oleh sekolah tempat ia belajar --yang selanjutnya tumbuh spirit dalam diri mereka mau ambil peran dalam menjaga, merawat, dan memanfaatkan secara baik dan benar-- karena terlebih dahulu telah dibentuk di lingkungan tempat mereka lahir dan dibesarkan.

Ilustrasi 2: Di sela-sela membersihkan gamelan, mereka juga berlatih secara mandiri. (Dokumentasi pribadi)
Ilustrasi 2: Di sela-sela membersihkan gamelan, mereka juga berlatih secara mandiri. (Dokumentasi pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun