Siswa yang bersikap merasa memiliki, yang mempunyai spirit mau ambil peran dalam menjaga, merawat, bahkan memanfaatkan secara baik dan benar piranti yang digunakan dalam beraktivitas, sudah barang tentu mereka memiliki potensi yang istimewa.
Karena, disadari atau tak disadari, mereka pasti begitu dekat dengan hal yang merasa mereka miliki. Bahkan, bisa-bisa di mana dan kapan pun mereka berada tak dapat melepas hal yang merasa dimilikinya itu. Di kamar saat menjelang tidur, misalnya, sangat mungkin hal yang merasa dimilikinya masih direnung-renungkan.
Dalam konteks ini tak hanya dimaksudkan bahwa orang, termasuk siswa, bersikap merasa memiliki hal-hal yang berupa benda, tetapi juga pengetahuan, keterampilan, bahkan sikap. Karenanya, kadang kita mendengar pernyataan orang tentang, misalnya, ia memiliki suara khas, ia memiliki pengetahuan matematika yang hebat, dan ia memiliki etika yang bagus.
Memiliki dan merasa memiliki memang berbeda. Tetapi, keduanya sama-sama mengandung  nilai yang positif dan produktif.
Kalau bersikap "merasa memiliki" saja ada spirit yang tinggi dalam diri orang, termasuk siswa, seperti siswa kami yang tergabung di tim FLS3N Cabang Kreativitas Musik Tradisional yang sudah disebut di atas, apalagi mereka yang "memiliki". Tentu saja spiritnya lebih tinggi ketimbang yang "merasa memiliki"
Dalam konteks pendidikan, siswa yang "merasa memiliki" maupun yang "memiliki" sudah pasti menekuni bagiannya. Siswa yang merasa memiliki ruang kelas, yaitu ruang kelas yang ditempati untuk belajar, misalnya, sudah pasti mereka menjaga, merawat, dan memanfaatkannya dengan baik.
Tentu kelas termaksud menjadi kelas yang lebih aman, nyaman, menyejahterakan, dan membahagiakan siswa dan guru dalam pembelajaran. Efeknya, di antaranya adalah siswa mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna, yang bukan mustahil mengantarkannya dalam meraih prestasi.
Tentu siswa yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang hebat, istimewa, dan mulia, yang sudah barang tentu mereka menekuninya, akan mengantarkannya ke jenjang prestasi yang unggul. Yang, bukan mustahil siswa yang seperti ini, yaitu siswa yang "memiliki" dapat meraih prestasi yang melebihi prestasi siswa yang bersikap "merasa memiliki".
Akhirnya, sikap "merasa memiliki" sesuatu --yang mewujudkannya dalam aksi nyata menjaga, merawat, menata, juga memanfaatkannya secara baik-- dan "memilik" sesuatu --yang mewujudkannya dalam aksi menekuninya-- dapat dinyatakan berkoneksi dengan prestasi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI