Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... Guru - guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tema "Suara Demokrasi" P5, Bekal Siswa Sejak Dini dalam Berdemokrasi

9 Februari 2024   18:13 Diperbarui: 9 Februari 2024   18:19 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi 1: Siswa yang sedang menyalurkan hak suaranya untuk pemilihan Ketua OSIS SMP 1 Jati, Kudus, Jawa Tengah. (Dokumentasi pribadi)

Ilustrasi 2: Guru juga menyalurkan hak suaranya untuk memilih Ketua OSIS. (Dokumentasi pribadi)
Ilustrasi 2: Guru juga menyalurkan hak suaranya untuk memilih Ketua OSIS. (Dokumentasi pribadi)

Di beberapa sekolah, termasuk di sekolah tempat saya mengajar, sudah mempraktikkannya. Praktik baik berdemokrasi melalui pembelajaran P5 lebih terorganisasi ketimbang sebelum ada pembelajaran P5.

Dulu, sebelum diberlakukan pembelajaran P5, yang salah satunya menawarkan tema "Suara Demokrasi", pemilihan pengurus OSIS belum dapat melibatkan banyak guru dalam perencanaannya. Yang terlibat langsung hanya sebatas Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan dan Pembina OSIS.

Ya, memang dapat berjalan. Tapi, harus diakui bahwa prinsip berdemokrasi secara lengkap dan tahap-tahapannya belum dapat ditanamkan kepada semua siswa secara mendalam. Jadi hanya sebatas pemilihan pengurus OSIS dapat dilakukan.

Dengan adanya banyak guru yang terlibat dalam pembelajaran P5, maka semua siswa dapat dijangkau dalam penghayatannya mengenai nilai-nilai demokrasi. Karena, di setiap kelas ada guru yang menjadi fasilitator. Mereka memiliki tanggung jawab terhadap   siswa dalam kelas tersebut dapat menghayati nilai-nilai demokrasi itu.

Siswa tak sekadar menghayati  konsep berdemokrasi. Tapi, mereka ditargetkan praktik berdemokrasi dalam pemilihan pengurus OSIS. Praktik dimulai dari ruang-ruang kelas. Khususnya bagian-bagian yang dapat dikerjakan di kelas.

Perlu dimengerti bahwa pengurus OSIS, terutama yang pengurus inti OSIS, yang terdiri atas ketua, wakil ketua, sekretaris 1 dan 2, dan bendahara 1 dan 2, adalah siswa Kelas VIII. Untuk pengurus di bagian lain dapat dari siswa Kelas VIII dan VII, tak berlaku untuk siswa Kelas IX.

Karena, siswa Kelas IX setahun sebelumnya, ketika mereka masih duduk di Kelas VIII, sudah pernah memiliki peluang menjadi pengurus OSIS, baik pengurus inti maupun bagian yang lain. Pun demikian saat masih Kelas VII, mereka juga memiliki peluang menjadi pengurus OSIS, sekalipun tak pengurus inti.

[Selama tiga tahun siswa memiliki keterlibatan dalam berdemokrasi tiga kali. Ini berlaku bagi siswa di tingkat SMP dan yang sederajat, juga di tingkat SMA/SMK dan yang sederajat.]

Maka, dalam pembelajaran P5, di ruang-ruang Kelas VIII, sudah memulai dari pemilihan calon ketua OSIS. Siswa di masing-masing kelas diberi peluang memilih dua calon ketua OSIS. Ini yang dilakukan di sekolah tempat saya mengajar.

Melalui ini, di ruang-ruang kelas itu, siswa sudah diajak menentukan pilihan. Berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan oleh siswa dalam bimbingan guru sebagai fasilitator. Yaitu, menentukan dua calon ketua OSIS di tiap-tiap kelas. Ini proses berdemokrasi yang melibatkan siswa secara langsung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun