Hadir berasal dari bahasa Arab, yang memiliki makna exist (ada, wujud), present (sekarang, hadiah), ready (siap, sedia, rela, cepat), current (sekarang ini), dan present day (hari ini). Di antara makna penting dari sebuah "kehadiran" adalah keberadaan di waktu sekarang, kesiapan, kesediaan dan kerelaan dalam waktu cepat.
Orangtua dianggap memiliki kehadiran, apabila tampak ada wujud dan keberadaannya saat ini pada diri anak-anak. Akan tetapi, wujud kehadiran saat ini, tidak selalu berupa fisik. Ada banyak dimensi kehadiran lainnya.
Berikut 10 dimensi kehadiran orangtua dalam pendidikan dan pengasuhan anak. Semoga kita bisa hadir sepenuh jiwa dan raga untuk anak-anak kita.
- Kehadiran Ruhaniyah
- Kehadiran Kesalihan
- Kehadiran Pendidikan
- Kehadiran Fisik
- Kehadiran Hati dan Rasa
- Kehadiran Pikiran
- Kehadiran Doa
- Kehadiran Materi
- Kehadiran Inspirasi dan Motivasi
- Kehadiran Keteladanan
Kita ulas secara ringkas satu per satu.
- Pertama, Kehadiran Ruhaniyah
Orangtua harus selalu hadir secara ruhaniyah dalam kehidupan anak-anaknya. Di antara bentuk kehadiran secara ruhaniyah adalah, orangtua memiliki momentum ruhaniyah untuk anaknya. Ketika beribadah, tidak hanya untuk dirinya sendiri, namun juga untuk kebaikan anak-anaknya.
Salah seorang salafus salih pernah mengatakan, "Wahai anakku, sesungguhnya aku memperbanyak shalat karenamu (dengan harapan Allah akan menjagamu)." Sa'id bin Al-Musayyab pernah berkata, "Ada kalanya ketika aku shalat, aku teringat akan anakku, maka aku pun menambah shalatku (agar anak-anakku dijaga oleh Allah)."
Ungkapan tersebut menandakan adanya kehadiran orangtua secara ruhaniyah bagi anak-anaknya. Sa'id bin Al-Musayyib juga pernah berpesan kepada anaknya, "Wahai anakku, sungguh aku terus menambah shalatku ini karenamu (agar kamu menjadi salih)" (Jami' Al-'Ulum wa Al-Hikam).
Itu adalah contoh kehadiran orangtua secara spiritual dalam proses tumbuh kembang anak, hingga di masa dewasa. Orangtua selalu menghadirkan kesadaran spiritual demi kebaikan anak-anaknya.
- Kedua, Kehadiran Kesalihan
Kesalihan orangtua memberikan pengaruh penting bagi kehidupan anak. Menjaga kesalihan diri, adalah bagian yang sangat penting untuk tumbuh kembang anak-anak. Ketika orangtua menjadi salih dan salihah, akan memberikan pengaruh secara langsung kepada kesalihan anak-anaknya.
Dalam surat Al-Kahfi dikisahkan tentang dua anak yatim. "Adapun dinding rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang salih" (QS. Al-Kahfi: 82).