Anita Mariana P. Butar Butar --atau lebih akrab disapa Anita Butars, menuliskan pengalaman spiritual yang sangat mengesankan bagi dirinya. Terinfeksi Covid dan harus menjalani perawatan, membuat Anita semakin berusaha mendekatkan diri kepada Tuhan.
Di titik inilah Anita merasa mendapatkan pencerahan dan kesembuhan dari Tuhan. Ia merasakan pengalaman supranatural yang luar biasa. Sampai akhirnya ia merumuskan menjadi 7 (tujuh) kunci untuk mendapatkan bimbingan Tuhan.
Ketika ditanya oleh seorang peserta, bagian mana yang paling penting atau paling utama dari tujuh poin yang dituliskan, Anita menjawab semua penting. Ia mengatakan ketujuh poin yang ditulis di buku tersebut tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lain. Semua menjadi satu rangkaian dan satu kesatuan, dan harus dipahami secara global.
Sebagai seorang pengkhotbah gereja, Anita Butars meramu pengalaman supranatural yang dialaminya, dengan firman Tuhan yang tertera dalam Injil. Baginya, menulis dalam format seperti ini, menjadi mudah dilakukan. Satu sisi karena berangkat dari pengalaman pribadi, di sisi lain karena dirinya sudah malang melintang ke berbagai wilayah untuk mengajarkan firman Tuhan.
"Saya mengedit sendiri naskah buku saya, sampai sebelas kali. Hal ini saya lakukan karena banyak mengutip firman Tuhan. Saya harus memastikan bahwa yang saya kutip sudah benar", ujar Anita.
"Belum tentu editor di penerbit bisa melakukan editing terhadap isi. Maka saya harus mengeditnya sendiri berulang kali," tambahnya.
Ini juga menjadi kunci berikutnya dalam menulis. Bahwa pengalaman spiritual, pengalaman supranatural, pengalaman yang sekan 'tidak masuk akal' --pasti menjadi hal yang sangat mengesankan. Peristiwa sembuh dari Covid dengan intervensi tangan Tuhan, adalah hal yang tak akan terlupakan seumur hidup. Maka menjadi mudah untuk menuangkan ke dalam tulisan.
Semua dari kita, mungkin pernah mengalami peristiwa-peristiwa spiritual seperti itu. Bagi muslim, banyak pengalaman spiritual saat di tanah suci. Peristiwa haji dan umrah sering memberikan pengalaman tak terlupakan --karena bernuansa supranatural.
- Iwan Rudi, "Ini Memang Dunia Saya"
Iwan Rudi Saktiawan adalah seorang pegiat ekonomi syari'ah. Sudah lebih sepuluh tahun ia bergelut di bidang ekonomi syariah. Maka ketika menuliskan tema-tema di seputar perekonomian syari'ah, menjadi mudah baginya. Tema "mengurai polemik sekitar riba", menjadi salah satu konsentrasinya. Inilah dunia yang digelutinya.
DItambah lagi dengan berbagai pertanyaan 'tak terjawabkan' yang berkembang di masyarakat selama ini. Misalnya, bank konvensional bekerja menjari keuntungan, bank syari'ah bekerja mencarikeuntungan, lalu apa bedanya? Bank konvensional menetapkan margin, bank syari'ah menetapkan margin --bahkan kadang lebih besar, lalu apa bedanya?
