Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

8 Tantangan Keluarga Muslim Indonesia yang Tinggal di Jerman

8 November 2018   05:52 Diperbarui: 8 November 2018   16:02 5145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Muslim. Sumber foto: the-faith.com

Mereka biasanya banyak berkomunikasi dan mengekspresikan pertemanan melalui jejaring sosial. Sesekali waktu mereka mengadakan pertemuan dan berkegiatan bersama, sesuai dengan komunitas yang digeluti masing-masing.

  • Makanan Halal dan Cita Rasa

Persoalan lain yang dihadapi keluarga muslim di negara Eropa adalah makanan halal. Mereka harus jeli mencermati sediaan bahan makanan maupun makanan jadi yang dijual di berbagai toko. 

Beruntung jika menempati kota besar yang banyak penduduk muslim, biasanya banyak toko serta restoran halal.

Di Berlin, Frankfurt, Stuttgart dan kota-kota lainnya, sudah banyak imigran muslim dari berbagai negara, maka banyak pula penjual makanan dan bahan makanan halal. 

Kebanyakan dari Turki, Libanon, India serta negara Timur Tengah. Salah satu makanan favorit saya selama di Jerman adalah Kebab Turki. Makanan ini sangat banyak tersedia di berbagai kota di Jerman dan Swiss.

Namun bagi mereka yang tinggal di wilayah yang jauh dari perkotaan, tidak cukup mudah mendapatkan toko dan restoran halal.

Tentu memerlukan perjuangan sendiri untuk berbelanja ke tempat yang lumayan jauh demi mendapatkan bahan makanan halal. 

Demikian pula problem anak-anak sekolah, saat mereka makan siang. Sekolah publik tidak menyediakan slot khusus makanan halal, maka orangtua perlu membekali anak dengan makanan dari rumah agar bisa menjamin kehalalan makanan anak-anak.

Ada lagi persoalan cita rasa. Masyarakat Indonesia yang sudah biasa dengan cita rasa Indonesia, tentu harus beradaptasi dengan makanan dan berbagai bahan makanan  yang tidak sama dengan Indonesia.

Di Berlin sudah ada beberapa restoran Indonesia. Sangat istimewa rasanya ketika saya disuguhi nasi bungkus Padang lengkap dengan sambal hijau, sayuran dan rendang Padang.

  • Tempat Tinggal

Rata-rata keluarga Indonesia di Jerman dan Swis mengontrak apartemen untuk tempat tinggal mereka. Secara umum, di negara-negara Eropa berlaku aturan mengenai tempat tinggal yang disesuaikan dengan jumlah penghuninya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun