Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

8 Tantangan Keluarga Muslim Indonesia yang Tinggal di Jerman

8 November 2018   05:52 Diperbarui: 8 November 2018   16:02 5145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Muslim. Sumber foto: the-faith.com

Bahkan di Swiss, sejak tahun 2009 ada larangan terhadap bangunan masjid, yaitu masjid tidak boleh memiliki menara.

Ada beberapa masjid milik masyarakat muslim Turki di berbagai kota di Jerman. Yang sangat mengagumkan adalah masjid Turki yang ada di tengah Kota Koln, juga masjid Turki yang ada di pinggiran kota Frankfurt.

Masjid yang ada di tengah Kota Koln sangat standar sebagai sebuah masjid, lengkap dengan menara yang tinggi, dan ruang-ruang untuk tempat kegiatan. 

Masjid tersebut sangat besar untuk ukuran kota Koln, dan secara arsitek tampak futuristik.

Sedangkan masjid Turki yang di Frankfurt tergolong baru, dari luar tampak bangunan biasa, namun dalamnya sangat berkesan dan nyaman.

Masyarakat Indonesia memiliki sebuah masjid sendiri di Berlin, yaitu rumah apartemen yang disewa bulanan, dan dijadikan sebagai masjid. Di Frankfurt, masyarakat Indonesia juga sudah memiliki masjid, namun statusnya juga masih menyewa. 

Masjid milik masyarakat Indonesia yang ada di Jerman tentu tidak bisa disamakan seperti di Indonesia. Karena warga muslim tinggal berpencaran di tempat yang berjauhan, tidak mengumpul dalam satu kawasan tertentu, sehingga jarak tempuh menuju masjid menjadi salah satu persoalan tersendiri.

Masjid juga menjadi sangat padat dan ramai saat ibadah Jumat, karena kumpulan dari warga muslim dari berbagai wilayah yang berjauhan.

Masyarakat muslim Indonesia memiliki kegiatan pengajian, baik yang umum dan terbuka maupun yang khusus untuk anak-anak, rata-rata hari Sabtu dan Minggu, karena itu hari libur sekolah, kuliah, maupun kerja. 

Untuk menuju masjid, anak-anak harus diantar orangtuanya karena jauh dari apartemen, dan harus naik trem, bus atau kereta api. Ini berarti menambah kesibukan kegiatan orangtua.

Di Indonesia, anak-anak akan berangkat dan pulang sendiri untuk TPA sore hari di masjid sebelah rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun