Mohon tunggu...
Padepokan Rumahkayu
Padepokan Rumahkayu Mohon Tunggu... -

Padepokan rumahkayu adalah nama blog yang dikelola oleh dua blogger yang suka bereksperimen dalam menulis, yakni Suka Ngeblog dan Daun Ilalang. 'Darah di Wilwatikta' ditulis bergantian oleh keduanya dengan hanya mengandalkan 'feeling' karena masing- masing hanya tahu garis besar cerita sementara detilnya dibuat sendiri-sendiri. \r\nTulisan- tulisan lain hasil kolaborasi kedua blogger ini juga dapat ditemukan di kompasiana.com/rumahkayu

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Darah di Wilwatikta Eps 56: Mengobati Racun Jiwa

23 Maret 2014   17:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:35 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SANG SURYA bergerak ke arah Barat.

Gerisik dedaunan dan debur ombak terdengar meningkahi senja.

Kiran duduk di samping sebuah bale- bale di dalam pondok kecil di tengah hutan. Di atas bale- bale itu terbaring seorang nenek tua, Mohiyang Kalakuthana yang diantara para pendekar terkenal dengan julukan si Ratu Racun.

Ratu Racun yang -- Kiran menghela nafas -- kini terbaring di situ sebab terkena racun kuat bernama Susmana Halayang, atau Jiwa Melayang.

Racun itu sangat kuat dan hanya beberapa orang saja yang dapat membuat dan menangkalnya. Mohiyang Kalakuthana akan dapat menangkal racun itu seandainya saja dia memakan anti racun buatannya sendiri sebelumnya. Tapi itu tidak dilakukannya hari itu, walau dia memberi Kiran anti racun tersebut untuk berjaga- jaga.

Racun dalam kadar normal akan dapat dengan mudah diatasi oleh Mohiyang. Itulah sebabnya dia tak merasa perlu meminum anti racun. Tapi, Susmana Halayang memang racun istimewa yang bahkan Mohiyangpun tak dapat menghindari efeknya jika dia tak berjaga- jaga dan melindungi diri dengan anti racun sebelumnya..

Kiran menggerak- gerakkan tangannya. Sejak berhasil mengalahkan Rakyan Wanengpati dan Durgadhini dalam pertempuran di dalam hutan dua hari sebelumnya lalu membawa Mohiyang Kalakuthana kembali ke pondok, Kiran hampir tak pernah beranjak dari sisi bale- bale itu.

Sebagai tabib, dia tahu bahwa Susmana Halayang bukan racun biasa. Dan dia berkejaran dengan waktu. Jika tidak, Mohiyang akan terus kehilangan sebagian jiwanya sepanjang hidup. Dia tak akan bisa lagi berpikir dan bertindak sesuai keinginannya sendiri dan akan mudah sekali dikendalikan orang lain.

Dengan keahliannya tentang racun yang begitu tinggi, akan sangat berbahaya jika Mohiyang menjadi mudah dikendalikan, sebab jika yang mengendalikannya berniat tidak baik, keahlian Mohiyang akan bisa dipergunakan untuk merusak seluruh jagad raya.

Kiran tak menginginkan itu terjadi. Maka, dia mengerahkan semua kemampuannya untuk memulihkan Mohiyang.

Warna- warni pelangi yang seakan muncul dari embun tertimpa mentari berpendaran. Kiran menggunakan jurus Wasundari Mahatirta, Air Besar yang Jernih, jurus kelima dari ajian Indradhanu Tirtamarta, Air Kehidupan Berwarna Pelangi, untuk mengobati Mohiyang Kalakuthana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun