Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Tuai Pro dan Kontra, Jangan Sampai Pembelajaran Tatap Muka Menjadi Hal yang Tabu

27 Agustus 2021   16:46 Diperbarui: 2 September 2021   09:56 1164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Situasi pembelajaran tatap muka terbatas di salah satu sekolah menengah. Foto: Kompas.com/Aria Rusta Yuli Pradana

Pada kenyataannya, per 18 Agustus 2021, Nadiem menyebut bahwa vaksinasi terhadap GTK baru mencapai 54% untuk dosis satu, dan 35% untuk dosis dua.

Sedangkan pada raker bersama Komisi X DPR RI kemarin Mas Mendikbudristek menegaskan bahwa vaksinasi tak menjadi syarat PTM. Sontak saja hal ini menjadi landasan kritik, salah satunya dari PGRI.

"Jadi nggak konsisten gitu loh. Gimana sih ya. Syarat untuk pembukaan itu vaksinasi guru dan tenaga kependidikan. Sekarang ngomong lain, syarat pembukaan sekolah itu, adalah level PPKM dari 4 ke 3," kata Ketua Umum PGRI, Unifah Rosyidi kepada CNNIndonesia, Rabu (25/8/2021).

Organisasi guru saja sudah dibikin bingung, apa lagi publik. Entah mengapa kisah Pembelajaran Tatap Muka jadi seserius dan serumit ini. Kebijakan yang satu belum berefek, muncul lagi kebijakan penyanggah.

Jika terus seperti ini, aku khawatir bahwa Pembelajaran Tatap Muka lama-kelamaan malah dianggap tabu oleh masyarakat. Imbas dari inkonsistensi kebijakan, menurutku ada beberapa dampak negatif yang ditimbulkan:

Pertama, Pemda Bingung Menentukan Keputusan. Kemendikbudristek meminta Pemda untuk segera menggelar PTM di wilayah PPKM level 1-3, tapi di sisi yang sama Pemda diberikan wewenang sendiri.

Karena sampai ada pendataan wilayah mana saja yang belum menggelar PTM terbatas, otomatis Pemda akan semakin bingung. Bahkan, bisa saja mereka memilih untuk diam dan cari aman.

Kedua, Orang Tua Takut dan Memilih Pembelajaran Daring Saja. Imbas dari pemberitaan razia sekolah, bisa jadi orang tua yang paling cemas terhadap informasi tersebut. Tambah lagi sekarang vaksinasi untuk guru belum kunjung selesai, maka lebih aman memilih PJJ.

Ketiga, Sekolah Cari Aman atau Malah Main "Kucing-kucingan". Imbas dari inkonsistensi kebijakan, maka bisa saja sekolah memilih untuk tetap belajar daring demi cari aman.

Di sisi yang sama, tidak menutup kemungkinan pula ada sekolah-sekolah tertentu yang secara diam-diam menggelar PTM walaupun belum mendapat izin. Serba salah jadinya.

Keempat, Learning Loss Semakin Menganga. Sadar atau tidak, terasa atau malah biasa saja, semakin lama pembelajaran daring digelar, semakin besar peluang learning loss untuk menganga.

Bukan tanpa alasan. Pandemi covid-19 sungguh mengguncang kehidupan masyarakat terutama dari sisi ekonomi. Tidak semua siswa mampu mengikuti pembelajaran daring walaupun sudah ada akses sinyal. Biaya kuota internet dan pulsa itu benar-benar terasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun