Maka dari itulah, sebenarnya dari butir-butir kebijakan Merdeka Belajar yang sudah digaungkan diperlukan adanya formulasi. Perlu banyak formulasi malahan.
Contoh: Kalau di sekolah tertentu hanya bisa menggelar sistem belajar luring, maka bantuan kuota tadi bisa diganti dengan ongkos BBM guru. Agar apa? Tentu saja agar guru merasa diperhatikan dan diapresiasi lelahnya dalam rangka mengajar dengan sistem kunjung siswa.
Dengan demikian, sistem mengajar konvensional yang selama ini hanya berkisah tentang "Datang ke sekolah, jemput tugas, lalu pulang" bisa berganti dengan mengajar sistem "grup belajar". Atau, ada formulasi lain? silakan Mas Nadiem bersama para dinas pendidikan daerah yang merumuskan.
Terakhir sekaligus hal yang sangat krusial adalah PJJ. Saat ini, PJJ-lah yang dituntut untuk punya banyak formulasi. Sudah delapan bulan negeri ini menerapkan PJJ namun keluh kesah dan masalah masih berkutat tentang tema yang "itu-itu" saja. padahal harapannya adalah digitalisasi, kan?
Mirisnya, seminggu yang lalu kita sempat mendengar berita bahwa ada seorang siswa SMA di Gowa, Sulawesi Selatan bunuh diri gara-gara stres belajar online.
Menurut tuturan keluarga, sebelumnya sang siswa sering mengeluhkan banyaknya tugas selama PJJ dan metode belajar yang diselenggarakan selama pandemi Corona. Ia makin stres karena sulit mengirim tugas, sedangkan rumahnya ada di daerah pegunungan dan sulit mengakses jaringan.
Sedangkan penjelasan dari Dinas pendidikan setempat menerangkan, setelah berkoordinasi dengan sekolah, alasan MI bunuh diri karena tugas dianggap "tidak masuk akal." Ada indikasi motif lain, yaitu perkara asmara.
Atas perkara ini, terang kita simpulkan bahwasannya kata "menyenangkan" yang biasanya disandingkan dengan kata "pembelajaran" seakan lenyap gara-gara tertelan oleh sebuah sistem PJJ yang masih menyulitkan.
Sejatinya, kita tak perlu lempar batu ataupun menunjuk siapa yang salah. Hanya saja, kejadian ini datang gara-gara sistem PJJ yang masih kurang formulasi. Jadi, mau dibawa ke mana kereta Merdeka Belajar ini?
Salam.