Mohon tunggu...
Tanty Agustianty H
Tanty Agustianty H Mohon Tunggu... Guru - Guru

Selaras kening di tanah, kepingan doa menembus penguasa langit dan bumi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi │Cerita Hujan

14 Oktober 2018   15:01 Diperbarui: 14 Oktober 2018   15:08 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kemarin. Airmu tak limpah

Sedikit saja namun cukup mambasuh debu

syukurku sangat sangat, tersungkur pada 

penciptamu


Kini suaramu deras sudah

Sepertinya tanah-tanahpun ikut

sumringah

Aku memandanginya mulutku tak bertutur

Kini airmu berjatuhan sudah

Meresap  hingga kulit bumipun  basah



Kau tahu hujan sedang bertasbih dan aku

Mengingatmu. Suaranya merdu di telinga

Mengajaku  memuji namana-Nya


Hujan, membawa banyak cerita yang

 tertumpah

Memenuhi jalan-jalan di benaku.

Membasahi setiap kenangan yang ramah

Tentang waktu yang beranjak lalu

Saat airnya memecah

Sungguh aku rasa kau ada di situ


Cerita hujan tiada henti untuku

Serupa banyaknya,  waktu aku merindumu. 


Cimahi,  14 Oktober 2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun