Mohon tunggu...
Tanty Agustianty H
Tanty Agustianty H Mohon Tunggu... Guru - Guru

Selaras kening di tanah, kepingan doa menembus penguasa langit dan bumi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Luka Itu Sampai di Sini

13 Juni 2018   05:12 Diperbarui: 13 Juni 2018   06:01 734
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ternyata wanita dan anak

Tak ada gunanya

Di negeri suci peninggalan 

Para nabi

Mestinya do' a di panjatkan

Lalu mengapa

Pembunuhan di biarkan

Tangis  tak membuka hati

Kematian menjadi lalapan 

Tiap hari

Kehilangan ayah

Kehilangan ibu

Kehilangan saudara

Rumah dan tempat bermain

Iramanya bau amis darah

Rintihan

Teriakan 

Silih berganti

Hilang kaki

Hilang hilang mata

Hilang hati

Oh, mengapa berlama lama

Di manakah manusia dunia

Di sana tank melawan ketapel

Di sana nyawa tak berharga

Di sana air dan makanan tak ada

Bukankah kemerdekaan hak

Segala bangsa

Ribuan jasad mengerang

Peluru peluru bersarang

Dalamnya otak berisi perang

Aku tak mengerti

Mengapa orang diam

Bukankah itu teroris sejati

Padahal perih itu sampai di sini

Luka itu sampai di sini

tetesan darahmu sesaki hati

Tangisanmu itu menguliti dada ini

Palestina....

Hanya do'a bagimu yang tak henti

Tak henti, tak akan pernah berhenti

Yakinlah Allah senantiasa melindungi

Menjagamu dari setiap sudut negeri

Seyakin jiwamu 

Do'a do'a bagimu menjadi senjata ampuh

Dari negeri yang jauh

Cimahi, 13 Juni 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun