Lihat, tuan, puan, mata para buruh yang lelah
Di balik mesin yang bising, mereka tak kenal pasrah
Jeritan ini bukan caci maki, bukan amarah
Hanya sebuah pengingat, agar hati tak goyah
Tanggung jawabmu berat, lebih dari emas dan permata
Di pundakmu, ada nasib bangsa, ada air mata
Maka, bekerjalah dengan tulus, wahai wakil rakyat
Demi Indonesia, yang bermartabat dan hebat
Jangan kau khianati, kepercayaan yang suci
Agar kelak, namamu harum, dikenang abadi
Tuan, puan, dalam gelak tawa yang riuh
Apakah terdengar suara tangis yang jatuh?
Derita rakyat yang kau injak, kau sepelekan
Bagai debu di sepatu, tak pernah kau pedulikan
Kau bangun istana di atas gubuk yang runtuh
Kau petik bunga di taman yang kering dan layu
Katamu, kau wakil rakyat, kau pelindung kami
Namun kenyataan, kau malah menusuk dari belakang
Ingatlah, tuan, puan, roda pasti berputar
Tawa hari ini, esok bisa jadi tangisan yang pudar
Kekayaan yang kau tumpuk, takkan kau bawa mati
Hanya dosa yang abadi, melekat di hati
Kelak, ketika kau berdiri di hadapan Tuhan