Pengalaman lain yangsaya temukan adalah makin masifnya produk serupa yang menyaingi Tupperware. Misalnya, di Korea Selatan, produk murah berkualitas tinggi dan ramah lingkungan banyak dijumpai di toko Daiso.Â
Pelajaran Penting dari Berhentinya Bisnis Tupperware
Melihat tutupnya Tupperware, berikut beberapa pelajaran yang bisa dipetik dari berhentinya bisnis Tupperware ini.
1. Adaptasi dengan perubahan
Perusahaan harus mampu beradaptasi dengan perubahan perilaku konsumen, teknologi, dan lingkungan.
2. Inovasi
Penting untuk terus melakukan inovasi produk dan strategi pemasaran untuk tetap relevan.
3. Keberlanjutan
Perusahaan harus memprioritaskan keberlanjutan dan lingkungan dalam operasionalnya.
4. Diversifikasi
Diversifikasi produk dan strategi bisnis dapat membantu mengurangi risiko.
5. Manajemen keuangan yang baik
Mengelola keuangan dengan baik dan mengantisipasi risiko keuangan sangat penting.
Pelajaran-pelajaran ini dapat membantu perusahaan lain untuk lebih siap menghadapi tantangan bisnis di masa depan.
Sementara, sebagai konsumen, beberapa hal bisa kita lakukan terkait dengan Tupperware, antara lain: (1) Pilih produk yang terbuat dari bahan yang dapat digunakan kembali, biodegradable, atau memiliki kemasan minimal; (2) Dukung bisnis lokal dan UMKM untuk meningkatkan ekonomi komunitas; (3) Perhatikan label produk dan pilih produk yang memiliki standar kualitas dan keberlanjutan yang baik; (4) Kurangi penggunaan plastik dan pilih produk yang dapat digunakan kembali; dan (5) Berikan umpan balik kepada perusahaan tentang produk dan layanan yang kita gunakan.
Dengan melakukan hal-hal tersebut, dapat diyakini bahwa kita bisa berkontribusi untuk menciptakan pasar yang lebih berkelanjutan dan mendukung bisnis yang bertanggung jawab.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI