Setiap orang memiliki pengalaman perjalanan yang berkesan tentang kuliner. Di era dunia digital dan media sosial saat ini yang turut mengundang banyak orang untuk menjadi konten kreator, tren melakukan review atau ulasan terhadap makanan pun terjadi setiap hari. Vlog, reel dan video pun tersaji masif lewat TikTok, Facebook, Instagram, X (Twitter) dan YouTube.Â
Beragam reaksi dilakukan oleh para konten kreator dan reviewer. Ada yang memuji dan tak sedikit yang mencela karena kecewa. Terlepas dari tujuan seseorang melakukan reviu makanan, konten yang terlanjur viral dan memiliki jejak digital akan membawa beragam reaksi.Â
Hasil ulasan yang memuji tentu saja memberikan dampak positif terhadap warung makan, restoran dan sejenisnya. Kondisi sebaliknya akan terjadi manakala ulasan yang terjadi justru memojokkan. Sehingga diperlukan pendekatan beretika saat melakukan ulasan pada makanan.
Saya adalah salah satu penikmat makanan. Setiap perjalanan saya pun tak lepas dari reviu terhadap makanan yang saya nikmati, baik di tengah perjalanan maupun di tempat tujuan. Saya pun tak pernah mencela sebuah tempat makan hanya karena kualitas makanannya, meskipun sesekali saya juga mengalami hal yang kurang mengesankan terkait rasa, situasi, harga dan pelayanan.Â
Oleh karena saya tipe orang yang gemar makan, saya memiliki cara tersendiri agar senantiasa berpikir positif dan menikmati sajian kuliner. Cara yang saya gunakan adalah menggabungkan olah rasa (sensory awareness atau flavor cultivation) dan kejujuran ketika makan.
Olah Rasa (Sensory Awareness atau Flavor Cultivation)
Olah rasa merujuk pada kemampuan seseorang untuk memperlihatkan, mengenali dan memahami berbagai aspek rasa dan tekstur dalam makanan. Konsep ini bukan hanya sekedar merasakan manis, asam, asin, pedas, tawar atau pahit. Olah rasa saat makan melibatkan beberapa hal berikut ini.
Pengenalan Nuansa Rasa
Pengenalan rasa merujuk pada kemampuan untuk membedakan antara berbagai jenis rasa, manis, misalnya manis gula dan manis madu; rasa pedas (pedas cabe rawit dan lada hitam); atau rasa asam (asam jeruk nipis dan asam cuka).
Perhatian pada Tekstur
Penting untuk merasakan perbedaan antara renyah, lembut, kenyal, lumer, kasar dan halus pada makanan. Tekstur memainkan peran penting dalam keseluruhan pengalaman menikmati makanan (real food). Persoalan bumbu yang banyak adalah hal kedua.Â
Merasakan Aroma
Aroma makanan seringkali menjadi bagian terbesar dari persepsi rasa dan niat makan. Meluangkan waktu untuk mencium aroma sebelum mengunyah makanan dapat meningkatkan apresiasi terhadap makanan.